SLEMAN, KOMPAS - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyatakan, pemerintah mendorong tumbuhnya usaha rintisan (startup) di berbagai bidang. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
”Akhir tahun 2019, kami menargetkan 1.000 startup bisa terbentuk,” kata Nasir dalam pembukaan Inovator Inovasi Indonesia Expo yang bertema ”Startup: Optimisme untuk Bangsa”, Kamis (25/10/2018), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nasir memaparkan, data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) 2014, jumlah usaha rintisan di Indonesia baru 15 unit.
Karena itu, Kemenristek dan Dikti melakukan berbagai upaya untuk mendorong tumbuhnya usaha rintisan baru. Salah satu upaya adalah memperbaiki regulasi untuk memudahkan tumbuhnya inovasi dan terbentuknya usaha rintisan.
Dengan berbagai upaya, jumlah usaha rintisan bertambah. Data Kemenristek dan Dikti 2015, jumlah usaha rintisan di Indonesia meningkat jadi 52 unit. Jumlah itu meningkat jadi 203 unit pada 2016 dan 661 unit tahun 2017. Tahun ini, jumlah usaha rintisan 956 unit.
Saat ini, kata Nasir, pemerintah menyiapkan Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Inovasi Nasional untuk mendukung tumbuhnya berbagai inovasi dan terbentuknya usaha rintisan di Indonesia.
Tumbuhnya inovasi dan usaha rintisan dinilai penting untuk memajukan dan menguatkan perekonomian Indonesia pada masa mendatang.
Nasir menyatakan, selama bertahun-tahun, Indonesia tidak memiliki dokumen Rencana Induk Riset Nasional. Dokumen itu baru ada setelah terbit Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional Tahun 2017-2045 yang disahkan pada April 2018.
Dalam rencana induk itu, sejumlah bidang riset menjadi prioritas, yakni pangan, energi, kesehatan, transportasi, produk rekayasa keteknikan, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, dan sosial humaniora.
”Mudah-mudahan (dokumen) ini bisa mengawal riset di Indonesia dari tahun 2017 sampai tahun 2045. Pada 2045, Indonesia minimal seperti Korea Selatan sekarang,” ujar Nasir.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek dan Dikti Jumain Appe mengatakan, acara Inovator Inovasi Indonesia Expo bertujuan mempromosikan produk-produk inovasi yang dihasilkan sejumlah pihak. Acara juga diharapkan bisa mempertemukan para inovator dengan investor, akademisi, dan masyarakat. (HRS)