Fokus Menghadirkan Inovasi
Kompetisi di pasar telepon seluler pintar semakin ketat dan berat, terutama di antara produsen ponsel pintar berbasis Android. Di tengah persaingan yang kian ketat itu, produsen berlomba-lomba menghasilkan ponsel pintar dengan harga yang kian terjangkau. Strategi lain yang ditempuh adalah menciptakan merek turunan untuk menjaring konsumen dari segmen tertentu.
Samsung Electronics Ltd yang saat ini memimpin pasar ponsel pintar dengan seri Galaxy, mau tidak mau juga mesti menghadapi kompetisi itu. Akan tetapi, Samsung memilih setia dengan peta jalan teknologi mereka.
Alih-alih didikte kompetisi, perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu justru fokus untuk menghadirkan inovasi dan produk. Tujuannya, memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya.
President and CEO of IT and Mobile Communications Division Samsung Electronics Ltd Dong Jin Koh atau DJ Koh hadir pada peluncuran Galaxy A7 dan Galaxy A9 lewat acara bertajuk “4x Fun, A Galaxy Event” di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (11/10/2018).
DJ Koh meluangkan waktu untuk wawancara dengan beberapa media dari Indonesia beberapa jam sebelum acara dimulai. Berikut petikan wawancaranya.
Samsung telah menjadi produsen terbesar dan memimpin pasar ponsel pintar untuk waktu yang lama. Belakangan ini, persaingan di pasar telepon pintar kian “ganas”, misalnya ada produsen ponsel pintar asal China yang sangat agresif dengan menetapkan harga yang lebih murah sehingga dapat menyebabkan perang harga. Bagaimana Samsung menghadapi hal ini untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar?
Semua orang tahu bahwa pasar sudah jenuh. Akan tetapi, kesempatan yang lain ada di depan kami, seperti kecerdasan buatan, produk terkoneksi internet, pembelajaran mesin, dan jaringan 5G. Bahkan, saya yakin 5G akan menjadi kesempatan besar bagi industri ponsel pintar di masa mendatang.
Seperti yang sudah kami lakukan dalam 10 tahun terakhir, kami akan terus berinovasi dalam teknologi kami. Termasuk dengan jenis teknologi baru tersebut. Apalagi, kami memiliki peta jalan teknologi jangka panjang. Tentu, pada saat yang sama, fokus kami adalah konsumen, yakni dengan terus menghadirkan inovasi yang berarti bagi mereka. Menghadirkan teknologi yang bisa mereka banggakan dan cintai.
Apa strategi Samsung untuk menguasai Pasar Asia Tenggara? Misalnya, di Indonesia, yang saat ini diserbu produk-produk China yang menawarkan spesifikasi tinggi dengan harga yang murah.
Selain pasar China yang memang saya akui sangat berat, hampir di semua belahan dunia, Samsung memiliki catatan dan pencapaian yang baik. Untuk mempertahankan penguasaan pasar ponsel pintar, kami berusaha merangkul semua pengguna Galaxy yang loyal atau siapa pun yang ingin mengganti ponsel pintar mereka ke Galaxy. Sejalan dengan itu, kami juga terus menjalin kerja sama yang baik dengan mitra yang ada (operator telekomunikasi, diler, dan pasar dalam jariangan).
Ponsel pintar kelas menengah dengan harga Rp 3 juta-Rp 5 juta sangat banyak di pasar saat ini. Samsung memiliki banyak produk kelas menengah dan sepertinya mengurangi harga ponsel pintar di kelas itu. Di sisi lain, harga ponsel premium seperti seri Galaxy S dan Note naik. Apakah itu strategi anda, melakukan subsidi silang, yakni mengambil lebih sedikit keuntungan di perangkat kelas menengah dan lebih banyak keuntungan di produk premium?
Saya percaya, selama kami terus menghadirkan produk yang disertai inovasi berarti serta memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna, maka konsumen pasti akan mengakui, menerima, dan membeli produk kami. Sejalan dengan itu, keuntungan pasti akan mengikuti.
Bagaimana dengan pasar ponsel murah dengan kisaran harga Rp 1 juta-Rp 2 juta. Apa strategi Samsung untuk menguasai pasar itu?
Performa Samsung di kelas bawah tidak buruk. Mungkin di Indonesia jutaan orang masih memakai feature phone. Di India, setiap bulan, tujuh juta pengguna feature phone pindah ke ponsel pintar dengan harga murah. Jadi segmen itu cukup penting sehingga kami menggarapnya dengan sangat serius. Kami mungkin tidak bisa memasukkan semua fitur dan semua hal, akan tetapi pengalaman pemakaian tetap lebih baik dari feature phone.
Kompetitor menghadirkan sub-brand atau merek turunan untuk pasar tertentu. Misalnya, Xiaomi dengan Pocophone atau Huawei dengan Honor. Apakah Samsung tidak tertarik untuk melakukan langkah serupa?
Kami tidak punya merek turunan, karena Galaxy adalah merek yang sudah ada sejak 10 tahun terakhir. Galaxy adalah merek utama Samsung. Oleh karena itu, kami terus memikirkan pengembangan arsitektur Galaxy demi menggapai lebih banyak pengguna, terutama dari kalangan generasi milenial. Akan tetapi, kalau merek turunan itu nantinya memang penting, kami pasti akan memikirkannya.
Konfigurasi empat kamera lebih cocok untuk ponsel premium atau flagship.
Namun, kenapa Samsung memutuskan untuk menghadirkannya di Galaxy A9 yang notabene ponsel pintar kelas menengah, termasuk tiga kamera di Galaxy A7?
Kami ingin terus mengerti apa yang diinginkan pengguna milenial. Generasi milenial cenderung ingin mengekspresikan dirinya sendiri, membagikan setiap momen yang mereka lakukan kepada dunia. Jadi, kualitas kamera utama dan depan fungsinya vital bagi generasi milenial. Ini alasan kami menghadirkan tiga dan empat kamera di segmen ini. Ini adalah keputusan yang mutlak. Tapi, ini bukan berarti kamera ini tidak akan hadir di flagship. Kami selalu mendengarkan pengguna kami. Kami ingin melihat pengguna seri Galaxy A merasakan pengalaman sempurna dari perangkat yang digunakan.