JAKARTA, KOMPAS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng sejumlah institusi keuangan, termasuk Bank Commonwealth, untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia terutama generasi muda.
Saat ini, indeks inklusi keuangan pemuda dan mahasiswa di Indonesia baru mencapai 64,2 persen dari total 64,3 juta jiwa kelompok usia 16-30 tahun. Secara umum tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, termasuk kalangan mahasiswa dan pemuda, tergolong rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2016, terdapat 67,8 persen masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan. Namun, baru 29,7 persen masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan yang memadai mengenai produk dan layanan keuangan (well literate).
Hal tersebut juga terjadi pada kalangan pelajar dan mahasiswa. Tingkat literasi keuangan mereka masih sangat rendah yakni 23,4 persen dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 64,2 persen. Hasil survei tersebut menunjukkan, saat ini belum begitu banyak generasi muda yang memiliki pemahaman keuangan maupun penggunaan produk dari layanan keuangan.
Melihat hasil survei tersebut, Bank Commonwealth menjadi bank asing pertama yang berpartisipasi dalam Program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda). Program ini juga merupakan bagian dari program OJK berupa bundling tabungan dengan produk investasi asuransi kecelakaan diri dari Asuransi MSIG untuk generasi muda Indonesia.
“Menabung dan berinvestasi idealnya harus dilakukan sejak muda agar generasi muda dapat mewujudkan tujuan keuangannya di masa mendatang dan aman secara finansial ketika sudah tidak produktif lagi. Karena itu, kami berkomitmen untuk mendukung Program SiMuda ini melalui SiMuda Investasiku,” ujar Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth Ivan Jaya dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (28/10/2018).
SiMuda Investasiku Bank Commonwealth menawarkan pembukaan Tabungan Bunga Harian (TBH) dan berlangganan autoinvest bisa mendapatkan asuransi kecelakaan diri yang premi tahun pertamanya ditanggung oleh bank untuk mahasiswa dan pemuda yang berusia 18-30 tahun.
Ivan menambahkan, proporsi pengelolaan penghasilan seharusnya terdiri dari 50 persen untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan, asuransi, dan investasi. “SiMuda Investasiku merupakan program bundling yang dapat memenuhi kebutuhan generasi muda untuk merencanakan keuangannya menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.