JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah masih menjadwalkan beroperasinya tiga ruas tol bulan ini, yakni Pejagan-Pemalang seksi III dan IV, Ciawi-Sukabumi seksi I, dan Sragen-Ngawi. Sembari mengejar target penyelesaian tol Trans Jawa, pemerintah juga menyiapkan ruas tol baru untuk mendukung pengembangan wilayah.
Keyakinan itu disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, akhir pekan lalu. Menurut Basuki, sebagian besar tol yang akan beroperasi sampai akhir tahun ini adalah bagian dari tol Trans Jawa. “Ketiga ruas itu dijadwalkan bulan ini. Uji laik operasionalnya sudah semua,” kata Basuki.
Menurut Basuki, ruas tol yang termasuk Trans Jawa yang menurut rencana akan dioperasikan pada November 2018 adalah ruas Batang-Semarang dan Salatiga-Solo (Kartasura). Jembatan Kali Kenteng yang menjadi salah satu titik kritis di ruas tol Salatiga-Solo sudah dalam tahap pengecoran. Demikian pula jembatan Kali Kuto di ruas tol Batang-Semarang kini sudah tahap penyelesaian.
Ruas-ruas tol yang dijadwalkan beroperasi secara bertahap pada November dan Desember tahun ini antara lain, ruas Pemalang-Batang Seksi I dan II sepanjang 33,8 km serta ruas Salatiga-Kartasura sepanjang 32,5 km. Adapun ruas Tol Trans-Sumatera yang ditargetkan diresmikan dan beroperasi adalah Bakauheni-Terbanggi Besar paket 1 sampai 4 sepanjang 126,9 km.
Sementara itu, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra mengatakan, ruas tol Pejagan-Pemalang seksi III dan IV sudah siap dioperasikan sejak beberapa waktu lalu. “Bagi kami, semua ruas kalau begitu siap mohon untuk diresmikan. Dengan beroperasi maka masyarakat bisa memanfaatkan sementara investor bisa mendapat pemasukan,” kata Putra.
Menurut Putra, Setelah Pejagan-Pemalang, pihaknya menyiapkan ruas tol lainnya yang dimiliki perseroan baik secara mayoritas atau minoritas untuk segera dioperasikan. Sebab, sebagai investor, semakin cepat ruas dioperasikan, maka semakin cepat pihaknya mendapatkan pemasukan.
Mengikuti target pemerintah, lanjut Putra, pihaknya memastikan ruas tol yang termasuk Trans Jawa akan selesai dan beroperasi tahun ini. Secara umum, sebagian besar tanah sudah dibebaskan meski masih ada bidang-bidang kecil yang belum bebas, semisal di ruas Batang-Semarang. Agar pengoperasian sesuai target, pihaknya akan mengusulkan kepada pemerintah untuk tetap memberikan izin operasi per bagian. Dengan demikian, ruas tol yang telah siap segera bisa dimanfaatkan sementara bagian yang masih belum selesai tetap dikerjakan.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna mengatakan, hingga akhir tahun ini, total panjang ruas jalan tol baru yang beroperasi adalah 474 kilometer (km). Dengan demikian, sejak 2015 hingga akhir 2018, tambahan jalan tol yang beroperasi adalah 942 km.
Pengembangan wilayah
Menurut Basuki, selain Trans Jawa, pemerintah juga menyiapkan lelang pembangunan jalan tol Bawen-Jogja dan Solo Jogja. Kedua ruas tol tersebut untuk mendukung destinasi wisata Borobudur di Jawa Tengah dan secara lebih luas untuk konektivitas Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar). Tol Solo-Jogja didesain untuk sebagian dibangun secara layang, terutama di wilayah Jogja. Sementara untuk tol Bawen-Jogja masih disiapkan detail perencanaannya.
“Wisatawan tidak mau ke Borobudur lewat Semarang, tetapi lewat Jogja. Salah satunya karena waktu tempuh Semarang ke Borobudur lama. Misal kapal pesiar berhenti di Pelabuhan Tanjung Mas, wisatawannya tidak mau turun. Mereka tinggal di kapal,” kata Basuki.
Herry menambahkan, tol Solo-Jogja merupakan ruas prakarsa atau usulan swasta. Ruas Solo-Jogja merupakan bagian dari tol selatan Jawa yang direncanakan akan diteruskan sampai ke Cilacap. Pemerintah telah memberi izin prakarsa dan kini tengah disiapkan dokumen lelang, termasuk izin penetapan lokasi.