BANDAR SERI BAGAWAN, SELASA — Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko, Selasa (30/10/2018), mengatakan, kerja sama pertanian antara Indonesia-Brunei Darussalam telah ditandai dengan penanaman perdana benih padi hibrida varietas Sembada 188, Senin (29/10/2018), di Brunei Darussalam.
Penanaman benih dari PT Biogene Plantation, Indonesia, itu dilakukan di Kawasan Kemajuan Pertanian Wasan oleh Sultan Hasanal Bolkiah dalam rangka hari ulang tahun ke-72 Sultan.
Menurut dia, hadir pada penanaman perdana tersebut para pejabat kementerian terkait dan Kedutaan Besar Asing di Bandar Seri Begawan, termasuk Duta Besar RI, dan jajaran manajemen PT Biogene Plantation.
Dubes mengatakan, berdasarkan nota kesepahaman (MOU) antara PT Biogene Plantation dan Kementerian Sumber-sumber Utama dan Pelancongan Brunei telah dilaksanakan uji coba penanaman padi hibrida varietas Sembada sebanyak 3 (tiga) musim tanam. Varietas yang diuji coba pun ada lima, yakni Sembada B9, 168, 188, 626, dan 989.
Hasil produksi dari uji coba pertama, kedua, dan ketiga dan dengan memperhatikan hasil produksi varietas-varietas lain sebagai pembanding, dapat disimpulkan bahwa varietas Sembada paling cocok dan memiliki produktivitas tinggi untuk ditanam di Brunei Darussalam.
Dua varietas, yaitu Sembada B9 dan 188, dengan rata-rata hasil panen dalam 3 kali uji coba dapat menghasilkan 6 ton lebih per hektar. Dari tiga varietas lain yang telah ditanam di Brunei Darussalam, varietas Sembada B9 dan 188 mampu memproduksi 2 kali lebih banyak.
Menurut Dubes Sujatmiko, dari hasil-hasil uji coba itu Kementerian Sumber-sumber Utama dan Pelancongan Brunei memutuskan bahwa Sembada 188 akan lebih dikembangkan di negara itu. Keputusan itu ditindaklanjuti dengan impor perdana benih padi hibrida varietas Sembada 188 oleh Brunei Darussalam pada 3 September 2018. Ekspor dilakukan secara bertahap sambil juga melakukan transfer teknologi pola pertanian padi hibrida dari Indonesia.
Dubes Sujatmiko mengatakan, penanaman padi hibrida varietas Sembada 188 menunjukkan bahwa kemajuan teknologi pangan Indonesia semakin berkembang dan mendapat kepercayaan luar negeri.
”Untuk musim tanam ini, akan dilakukan pada lahan seluas 35 hektar yang akan ditangani 19 petani Brunei dan satu petani pendamping dari Indonesia. Ke depan, penanaman akan dilanjutkan pada lahan seluas 500 hektar sehingga diharapkan bisa memperkuat ketahanan pangan Brunei,” kata Sujatmiko.
Dia menambahkan, ”Ekspor perdana benih ini diharapkan dapat memberikan dampak turunan untuk meningkatkan ekspor produk RI lainnya seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk serta pengiriman tenaga ahli dari Indonesia.”