Prinsip-prinsip dalam tujuan pembangunan berkelanjutan PBB dinilai memiliki cakupan yang lebih luas daripada isu lingkungan hidup yang sering menjadi sorotan Uni Eropa terhadap industri minyak kelapa sawit. Prinsip-prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan juga terkait dengan aspek sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu, pelaku usaha perkebunan dan industri kelapa sawit perlu terus mengintegrasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam model bisnis, rencana kerja, dan manajemen korporasi. Dengan integrasi itu, pelaku industri minyak kelapa sawit dapat mengelola industri kelapa sawit secara berkelanjutan.
Hal itu mengemuka dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2019 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/11/2018). Acara IPOC bertema "Palm Oil Development: Contribution to Sustanaible Development Goals" itu dihadiri antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono.
”Perlu upaya mengintegrasikan prinsip-prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam model bisnis dan rencana kerja sehingga dapat membuat perusahaan (industri kelapa sawit) berkelanjutan,” kata Bambang.
Menurut Bambang, ada 17 tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, seperti mengatasi kemiskinan dan kelaparan, penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu prinsip dalam memperjuangkan implementasi SDG\'s adalah prinsip kemitraan, baik kemitraan dengan pemerintah, pelaku usaha, maupun petani.
Joko Supriyono mengatakan, sejak ada kebijakan moratorium, pelaku industri kelapa sawit fokus pada intensifikasi dan peningkatan produktivitas, terutama petani kelapa sawit berskala kecil. Peningkatan produktivitas dapat mempengaruhi daya saing karena 40 persen dari 14 juta hektar lahan dimiliki petani kelapa sawit berskala kecil.
Darmin mengungkapkan, saat ini industri sawit tertekan harga minyak sawit, yang turun dari dari 636 dollar AS per ton pada awal 2018 menjadi 485 dollar AS pada akhir Oktober 2018. (FER)