Menyiapkan Penggerak Perekonomian
Di Desa Bejiharjo, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, anak-anak muda berperan penting dalam mengembangkan wirawisata Gua Pindul. Mereka terjun secara konsep dan teknis untuk mengangkat perekonomian desa.
Ketua Umum Karang Taruna Desa Bejiharjo, Yudan Hermawan, mengisahkan, secara teknis, anak-anak muda Bejiharjo menjadi pemandu wisata dan mempromosikan aktivitas wisata Gua Pindul melalui internet.
“Seiring berjalannya waktu, peran anak muda menjadi sangat vital karena mereka yang paham teknologi informasi dan memiliki wawasan luas. Jadi, anak muda mendominasi dalam pengembangan Pindul,” kata Yudan.
Dengan peran itu, Gua Pindul yang semula hanya digunakan warga desa untuk mandi dan mencuci piring, menjadi tempat wisata populer di Gunung Kidul. Kini, sejumlah anak muda di Bejiharjo juga mulai memandu aktivitas di luar ruang atau outbond. Bahkan, mereka kerap diminta memandu outbond oleh berbagai pihak.
“Mereka ini anak-anak muda lulusan SMP dan SMA yang kami latih menjadi pemandu outbond. Sekarang mereka sudah dipanggil ke mana-mana, sampai Semarang dan Solo,” kata Yudan.
Kemajuan Gua Pindul sebagai tujuan wisata membuat anak-anak muda yang merantau, pulang ke Gunung Kidul.
Di wirawisata Gua Pindul ada peran korporasi, antara lain PT Bank Central Asia Tbk.
Vice President Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati, mengatakan, melalui tanggung jawab sosial perusahaan, BCA menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan bagi komunitas. Tujuannya, menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat.
Sektor pariwisata juga membangkitkan gairah kreativitas anak-anak muda di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Langkah BUMN membuat balai ekonomi desa (balkondes) di sejumlah desa di Kecamatan Borobudur disambut anak-anak muda dengan semangat meluap-luap.
Ana Setianingsih, misalnya, langsung mendaftar seleksi karyawan pengelola balkondes di desanya. Ia ingin desanya semakin maju dan didatangi semakin banyak orang.
Keberadaan balkondes itu membuat harapan Ana membubung. Ia yakin, suatu saat keberadaan balkondes akan memacu perekonomian desa karena potensi desa akan tergali. Masyarakat desa tak melulu bergantung pada sektor pertanian.
“Saya berharap usaha kreatif di bidang pariwisata akan semakin berkembang, sehingga warga tidak hanya berputar otak untuk menanam dan terus didera kesulitan mencari air irigasi di musim kemarau,” ujar Ana.
Saat ini ada 20 balkondes di sekitar Candi Borobudur. Wisatawan bisa merasakan menginap di rumah inap (homestay) yang ada di balkondes dan mengikuti kegiatan yang berbeda-beda, tergantung dari potensi desa.
PT Pegadaian (Persero) turut terlibat menyelenggarakan balkondes berupa desa wisata The Gade Village di Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur. Keterlibatan itu merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso menegaskan, Pegadaian akan konsisten mendampingi dan melatih masyarakat yang terlibat di The Gade Village. Pendampingan itu dilakukan PT Pesonna Indonesia Jaya, anak usaha Pegadaian, yang bergerak di bidang perhotelan dan bisnis properti.
"Secara jangka panjang, kesejahteraan masyarakat di sekitarnya bisa ditopang kehadiran desa wisata ini," kata Sunarso.
Kompetisi
Di industri digital yang lekat dengan anak-anak muda, PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel menyelenggarakan The NextDev, kompetisi usaha rintisan bidang teknologi. Pada 2018, kompetisi -sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan- itu memasuki angkatan keempat.
General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel Tubagus Husniyullah menyebutkan, Telkomsel berkomitmen mendukung keberlangsungan ekosistem digital di Indonesia.
The NextDev menjaring 4.091 usaha rintisan sebagai peserta. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, meskipun 69,4 persennya berasal Jawa.
Menurut Tubagus, Telkomsel serius mengelola The NextDev. Keseriusan itu antara lain tertuang melalui pelatihan pengembangan bisnis. "Setelah program selesai, kami masih memantau dan menjalin relasi," ujarnya.
Pada penyelenggaraan The NextDev 2018, Telkomsel bekerja sama dengan pengelola Ideafest, yakni festival, konferensi, dan diskusi ide industri kreatif. Kerja sama ini dilatarbelakangi kesamaan pandangan, yakni mendukung karya kreatif yang berdampak sosial bagi Indonesia.
Sementara, kesadaran PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam memfasilitasi generasi muda untuk berkembang dan berdaya saing diwujudkan melalui Wirausaha Muda Mandiri. Kegiatan tahunan ini rutin diselenggarakan sejak 2007.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyebutkan, dengan memperbanyak pebisnis muda, ketahanan perekonomian nasional diyakini akan semakin kuat. Selain itu, pertumbuhan wirausaha dapat memicu inovasi yang berujung pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Wirausaha merupakan elemen penting perekonomian suatu negara dan merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara,” ujarnya.
Perusahaan lain yang menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial untuk mengembangkan kewirausahaan masyarakat adalah PT Astra International Tbk, melalui Kampung Berseri Astra. Untuk pertama kalinya, Kampung Berseri Astra (KBA) dibentuk di Warakas, Jakarta, pada 2013.
KBA itu menjadi proyek percontohan yang ditularkan dan direplikasi ke seluruh Indonesia. ”Astra mengembangkan lagi 300 desa mandiri sejahtera. Fokus pengembangan di 300 desa ini lebih ke aspek kewirausahaan," kata Head Corporate Communications PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto.
Sementara, PT Adaro Energy Tbk sejak 2017 telah melatih 400-an santri dari sejumlah pondok pesantren di Kalimantan Selatan. Tujuannya, membekali para santri muda dengan keterampilan berwirausaha.
"Nantinya, mereka mampu mandiri secara ekonomi dan mengembangkan perekonomian lokal," kata Head of Corporate Communication Adaro Febriati Nadira.
Apa pun kegiatan dan bidangnya, anak-anak muda yang sudah dan tengah dibimbing ini siap menjadi penggerak perekonomian. (HRS/EGI/JUM/JUD/HEN/MED/DIM/APO/CAS)