JAKARTA, KOMPAS — Mandiri Sekuritas berupaya melakukan strategi inovatif dalam menjaga kinerja bisnis dan memberi nilai tambah bagi pemegang saham. Hal ini penting untuk memperkuat posisi di tengah dinamika kondisi pasar modal dan persaingan yang kian ketat di industri tersebut.
”Ada beberapa pencapaian kami, termasuk dalam hal inovasi struktur finansial. Inovasi struktur finansial ini, sama seperti tahun lalu, kami fokuskan untuk mendukung akselerasi pembangunan infrastruktur,” kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir di Seminyak, Bali, Jumat (2/11/2018).
Silvano mengatakan hal tersebut pada Mandiri Sekuritas Media Gathering 2018 yang bertajuk ”Seizing Opportunities amid Challenges”.
Pembangunan infrastruktur membutuhkan dana besar sehingga diperlukan bauran pendanaan yang bervariasi.
Dia menuturkan, pembangunan infrastruktur tidak bisa hanya mengandalkan anggaran negara ataupun pinjaman konvensional dari perbankan. ”Tetapi juga perlu solusi-solusi nonperbankan, khususnya dari pasar modal,” ujar Silvano.
Mandiri Sekuritas bersama Mandiri Manajemen Investasi–yang didukung Bank Mandiri–memperkenalkan dua produk aset manajemen ke pasar. Produk tersebut adalah Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) ekuitas dan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-Dinfra).
Menurut Silvano, peluncuran produk baru tersebut seiring program Otoritas Jasa Keuangan dan pemangku kepentingan lain terkait pendalaman pasar. ”Apabila didefinisikan secara sederhana, pendalaman pasar itu ada dua, yakni menambah investor dan menambah produk,” katanya.
Mandiri Sekuritas juga meluncurkan layanan investasi digital Mandiri Online Securities Trading (MOST). Nasabah-nasabah ritel dapat bertransaksi di pasar modal melalui MOST tersebut.
Selama ini, Mandiri Sekuritas secara reguler aktif menawarkan kelas-kelas pelatihan untuk nasabah atau calon nasabah secara tatap muka. Namun, sekarang nasabah atau calon nasabah–yang mungkin tidak berada di kota dengan cabang Mandiri Sekuritas–juga dapat memperoleh informasi pasar dan pelatihan secara dalam jaringan.
Managing Director Mandiri Sekuritas Lisana Irianiwati mengatakan, saat ini hampir 70 persen dari sekitar 89.000 nasabah Mandiri Sekuritas adalah nasabah dalam jaringan.
”Trennya ke arah nasabah online. Kami sejak awal tahun sudah punya online account opening. Rencana ke depan juga akan ada digital signature. Jadi nanti pembukaan rekening bisa dalam waktu setengah jam saja atau bahkan lebih singkat,” kata Lisana.
Berdasarkan data Mandiri Sekuritas, perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar 5,1 persen di Bursa Efek Indonesia dengan mencatatkan nilai total transaksi saham hingga September 2018 sebesar Rp 156 triliun.
Rata-rata transaksi harian yang dibukukan Mandiri Sekuritas sebesar Rp 881 miliar dengan komposisi 60 persen transaksi klien institusi dan 40 persen dari nasabah ritel.