JAKARTA, KOMPAS - Strategi pemasaran Go-Food akan dibuat semakin personal sesuai karakteristik setiap pengguna. PT Go-Jek Indonesia bakal memanfaatkan analisa data berukuran besar guna menjalankan strateginya itu.
Vice President Marketing Go-Food Aristo Kristandyo di sela-sela peluncuran program Pesta MaMiMuMeMo, Senin (5/11/2018), di Gelora Bung Karno Jakarta, menyebutkan, rekaman riwayat personal selama memakai fitur Go-Food mencapai jutaan. Data tersebut diturunkan menjadi strategi pemasaran yang antarkonsumen satu dengan lainnya bakal berbeda.
"Sejatinya, selera dan pilihan makanan konsumen itu sangat personal. Bisa jadi tergantung faktor kedekatan lokasi. Melalui teknologi, kami menampilkan penawaran berbeda setiap hari kepada masing-masing pengguna," ujar dia.
Strategi tersebut juga bertujuan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap kekayaan kuliner.
Chief Commercial Expansion PT Go-Jek Indonesia Catherine Hindra Sutjahyo menambahkan, strategi pemasaran secara personal sudah berjalan. Sebagai contoh, konsumen yang suka mengulang memesan makanan jenis tertentu, maka sistem Go-Food akan menampilkan penawaran repeat order di tampilan utama fitur.
"Go-Food telah beroperasi selama tiga tahun. Jutaan data terekam. Dengan volume data sebanyak itu, kami ingin setiap inovasi layanan memudahkan kehidupan konsumen," kata dia.
Catherine mengungkapkan, Go-Food telah menghubungkan puluhan juta pengguna dengan sekitar 300.000 mitra pengusaha kuliner. Pencapaian ini, dia klaim, membuat Go-Food sebagai aplikasi pemesanan makanan terbesar di Asia di luar China.