JAKARTA, KOMPAS -- Berdasarkan penugasan rapat koordinasi terbatas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Perum Bulog membuka lelang untuk impor jagung pakan. Negara eksportir yang disasar ialah Brazil dan Argentina.
Lelang pengadaan itu diumumkan lewat laman web resmi Bulog melalui dokumen yang ditandatangani oleh Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar. "Kualitas dan kecepatan pengiriman menjadi pertimbangan direksi," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Dalam dokumen itu, negara eksportir yang disasar Bulog ialah Brazil dan Argentina. Perusahaan pengekspor harus merupakan anggota Grain and Feed Trade Association (GAFTA) dan memiliki pengalaman minimal selama tiga tahun.
Tenggat waktu kedatangan jagung paling lambat 20 Desember 2018. Ada dua lokasi pelabuhan penerimaan jagung, yakni Pelabuhan Cigading atau Pelabuhan Ciwandan yang berada di Banten serta Pelabuhan Teluk Lamong di Jawa Timur.
Terkait kualitas jagung pakan, Bulog mensyaratkan kandungan kadar air maksimal 14 persen. Zat aflatoxin yang terkandung dalam jagung pakan maksimal 20 bangian per semiliar (part per bilion atau ppb).
Lelang itu dibuka hingga Jumat (9/11/2018). Sementara itu, Budi mengatakan, Perum Bulog masih berusaha untuk menyerap jagung pakan yang ada di dalam negeri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berpendapat, pengadaan jagung pakan yang paling realistis berasal dari impor. "Impor jagung pakan ini diusulkan oleh Kementerian Pertanian. Kami sempat pertanyakan surplus yang selalu dinyatakan mereka (Kementerian Pertanian) karena harga melambung naik dan menuai protes dari peternak," katanya saat ditemui secara terpisah.
Saat ini, harga jagung pakan di tingkat peternak sebesar Rp 5.200 - Rp 5.300 per kilogram (kg). Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018, harga di tingkat konsumen (peternak dan pabrik pakan) sebesar Rp 4.000 per kg.
Darmin melanjutkan, apabila surplus itu ada, harganya tidak akan melambung. Oleh sebab itu, secara realistis, pengadaan jagung pakan berasal dari luar negeri karena keadaan produksi nasional dipertanyakan.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpendapat, impor jagung pakan maksimal 100.000 ton itu tidak seberapa dengan ekspor yang sudah direalisasikannya pada tahun ini. "Kami sudah ekspor sampai saat ini sebanyak 370.000 ton. Impor jagung pakan ini hanya sebagai kontrol pengadaan pemerintah," katanya. (JUD)