JAKARTA, KOMPAS--Gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dijadwalkan mulai mengalir ke konsumen pada triwulan II-2021. PT Pertamina EP Cepu, selaku operator lapangan tersebut, berkomitmen memproduksi gas sebanyak 192 juta standar kaki kubik per hari.
Tingkat kandungan lokal akan diciptakan setinggi mungkin pada proyek senilai 1,5 miliar dollar AS tersebut.
Lapangan gas Jambaran-Tiung Biru adalah gabungan dari bagian Wilayah Kerja (WK) Cepu dan WK Pertamina EP Cepu. Pertamina EP Cepu akan menjadi operator tunggal setelah ExxonMobil melepaskan sahamnya di di lapangan tersebut. Dengan demikian, Pertamina menguasai 100 persen saham.
Diperkirakan, cadangan gas di lapangan tersebut sebanyak 1,9 triliun kaki kubik.
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, Jamsaton Nababan, mengatakan, proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru berjalan sesuai jadwal. Pihaknya bahkan bisa menekan ongkos operasi yang semula sebesar 2 miliar dollar AS pada 2015, menjadi 1,5 miliar dollar AS pada 2017. Harga jual gas ke konsumen bisa ditekan.
"Tadinya harga jual gas dari mulut sumur 9 dollar AS per MMBTU. Karena ongkos operasi berhasil kami tekan, maka harga jual gas ikut turun menjadi 6,7 dollar AS per MMBTU. Kami jadwalkan gas mengalir ke konsumen mulai triwulan II-2021," kata Jamsaton, Jumat (9/11/2018), di Jakarta.
Pelaksana proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru adalah konsorsium yang terdiri dari PT Rekayasa Industri dan JGC Indonesia. Proyek ini berdiri di atas lahan seluas 165 hektar. Pekerjaan yang berlangsung saat ini adalah pembangunan dua unit well pads, jalan akses, serta jembatan.
Menurut Direktur Utama Rekaya Industri Yanuar Budinorman, sebisa mungkin, pihaknya akan meningkatkan kandungan lokal selama pengerjaan proyek. Meski demikian, beberapa komponen tertentu harus diimpor karena belum dapat diproduksi di Indonesia. Komponen itu antara lain mesin kompresor, gas turbin, dan mesin generator.
"Adapun proyek pendahuluan berupa pembangunan perumahan karyawan sudah rampung pada Mei 2018. Seluruh tenaga kerjanya adalah tenaga kerja lokal," ujar Yanuar.
Gas yang diproduksi dari lapangan Jambaran-Tiung Biru akan disalurkan Pertamina ke PLN sebanyak 100 juta standar kaki kubik per hari, sedangkan sisanya akan dialirkan ke sejumlah industri yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pertamina memanfaatkan jaringan pipa gas milik PT Pertamina Gas. Namun, masih perlu dibangun lagi pipa gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru ke jaringan pipa gas tersebut sepanjang 12 kilometer.
Sebelumnya, dalam acara peletakan batu pertama proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada September 2017, Bupati Bojonegoro Suyoto berharap rakyat Bojonegoro, khususnya di sekitar lapangan gas Jambaran-Tiung Biru, mendapat manfaat langsung dari proyek tersebut. Ia berharap tenaga kerja yang digunakan selama proyek adalah tenaga kerja lokal. "Proyek pengembangan ini berdampak bagi perbaikan infrastruktur di sekitar lokasi proyek," ujar Suyoto. (APO)