Toshiba Corporation, perusahaan yang berbasis di Tokyo, Jepang, telah berkiprah lebih dari 140 tahun. Korporasi yang membangun jaringan global pada hampir 400 perusahaan di berbagai negara itu menyediakan teknologi yang mengarah pada infrastruktur penopang kehidupan modern dan masyarakat.
Cakupan teknologi yang disediakan meliputi banyak aspek, mulai dari infrastruktur sosial, energi, perangkat elektronika, hingga solusi digital. Berdasarkan data dari Toshiba Corporation, penjualan tahunan grup dengan 141.000 karyawan di seluruh dunia tersebut pada tahun fiskal 2017 sebesar 3,9 triliun yen atau sekitar 37,2 miliar dollar AS.
Melalui PT Toshiba Asia Pacific Indonesia, Toshiba berupaya memberikan solusi energi dan infrastruktur di Indonesia. Toshiba menawarkan solusi sesuai tren energi Indonesia yang memiliki kebutuhan listrik tinggi.
Ada pula yang terkait dengan upaya Indonesia mempercepat penggunaan energi terbarukan. Solusi energi Toshiba selama ini dipakai di berbagai pembangkit termal, hidro, dan geotermal di berbagai wilayah Indonesia.
Terkait hal tersebut, Presiden Direktur PT Toshiba Asia Pacific Indonesia, Fumihiro Okada, pada menyampaikan paparan media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pemaparan Fumihiro Okada -yang didampingi Direktur PT Toshiba Asia Pacific Indonesia Suluh Tridoyo- dilanjutkan sesi tanya jawab dengan sejumlah media dari dalam dan luar negeri. Berikut petikannya.
Dalam paparan Anda menyampaikan, Toshiba berinvestasi dalam sumber daya manusia. Apakah ada rencana Toshiba, mungkin di masa mendatang, untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan di Indonesia?
Saat ini Toshiba banyak mengerjakan proyek-proyek di Indonesia. Selain itu, kami juga akan melakukan kegiatan pemeliharaan dan operasional di beragam proyek itu. Sama seperti yang selama ini sudah dilakukan Toshiba, kami akan melakukan transfer teknologi melalui proyek-proyek, operasional, dan kegiatan pemeliharaan tersebut. Lebih dari itu, hingga saat ini, kami belum memiliki rencana untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan di Indonesia.
Toshiba dikenal memiliki bisnis kuat di peranti rumah tangga, sekarang ke energi dan infrastruktur. Bisa dijelaskan, apa yang ada di balik langkah ini? Apa tantangan di bisnis ini?
Selama 140 tahun lebih kami berkiprah di bisnis perangkat rumah tangga, tapi bukan di bisnis itu saja. Mengenai tantangan di pasar, memang ada tantangan tersendiri, baik terkait aspek harga maupun kinerja. Produk Jepang kalah kompetisinya kalau hanya dilihat dari sisi harga. Akan tetapi, harus pula dilihat, produk Jepang memiliki keunggulan di sisi mutu dan efisiensi. Kami di Indonesia juga akan memberikan layanan purnajual sebaik-baiknya melalui lokalisasi pelayanan. Jadi, secara khusus kami merekrut insinyur-insinyur lokal agar bisa memberikan layanan secara cepat dan baik. Dengan demikian, mereka akan bisa mengoperasikan pembangkit dengan efisien dan tahan dalam jangka waktu lama atau umur panjang.
Bagaimana cara Toshiba meningkatkan kandungan lokal produk-produk di Indonesia? Berapa total investasi Toshiba di Indonesia?
Selama ini kami menyuplai ke berbagai proyek. Saat ini, misalnya, Toshiba sedang mengerjakan proyek Tanjung Jati B, unit 5 dan 6, dan perluasan pembangkit di Cirebon (Jawa Barat). Toshiba menyuplai turbin dan generator. Di samping menyuplai generator dari Jepang, kami juga melakukan pembelian di Indonesia apabila ada bagian-bagian yang bisa diproduksi di Indonesia. Toshiba juga menyuplai turbin dan generator untuk pembangkit di Malea (Sulawesi Selatan). Untuk investasi, mohon maklum, kami belum bisa menyampaikan.
Apa keunggulan solusi retrofit teknologi Toshiba (untuk memperpanjang usia dan memulihkan kinerja) yang bisa menjadi jawaban terhadap masalah bertambahnya pembangkit listrik tua? Solusi ini diaplikasikan di mana saja?
Retrofit bukan hanya diaplikasikan di Indonesia, tetapi juga beberapa negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat. Melalui banyak pengalaman yang kami lakukan, kami punya keunggulan teknologi yang bisa diterapkan di proyek-proyek selanjutnya. Teknologi selalu bergerak dan selalu berkembang. Teknologi yang kita bicarakan sekarang pun, besok bisa saja berkembang. (C Anto Saptowalyono)