JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menggandeng 19 perusahaan untuk berinvestasi mengembangkan pabrik gula dan lahan tebu. Nilai total investasinya Rp 41,44 triliun.
Perusahaan yang digandeng tersebut terdiri dari 7 perusahaan penanaman modal asing dan 12 perusahaan penanaman modal dalam negeri.
Dengan investasi tersebut, akan ada tambahan 604.000 hektar lahan tebu.
”Dengan adanya investasi ini, kami optimistis target produksi gula nasional pada 2019 mencapai 2,5 juta ton,” kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang saat dihubungi di Jakarta, Minggu (11/11/2018).
Bambang memperkirakan, saat ini lahan tebu yang ada seluas 425.000 hektar. Tambahan lahan tebu seluas 604.000 hektar itu tidak serta-merta dimanfaatkan pada 2019.
”Saat ini perusahaan-perusahaan baru itu sedang membangun pabrik sambil mengembangkan lahan. Meski pemanfaatan lahan belum 100 persen, dampaknya mulai terasa pada 2019,” katanya.
Idealnya, kata Bambang, luas tanam lahan tebu nasional mencapai 1 juta hektar untuk menuju swasembada gula pada 2025. Oleh sebab itu, lahan yang dibuka investor baru ini akan dimanfaatkan setidaknya 40 persen di antaranya.
Tahun ini, produksi gula nasional ditargetkan 2,2 juta ton. Bambang memprediksi, produksi gula nasional mencapai 2,257 juta ton pada akhir 2018.
Lebih lanjut Bambang memaparkan, penambahan lahan tanam tebu tak hanya dari investasi pabrik gula. Pemerintah juga menyiapkan anggaran Rp 33,9 miliar untuk memperluas lahan tebu seluas 4.200 hektar pada 2019.
Pengawasan
Terkait investasi swasta, Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen meminta pemerintah mengawasi bahan baku yang digunakan perusahaan untuk memproduksi gula.
”Jangan sampai perusahaan-perusahaan swasta itu justru berkesempatan mengimpor gula mentah untuk diproduksi pabriknya,” katanya saat dihubungi, Minggu.
Sejalan dengan pengawasan bahan baku, Soemitro menyatakan, pemerintah harus menjamin perusahaan-perusahaan tersebut menyerap gula petani. Lahan yang dimiliki perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan petani sekitarnya.
Perihal target produksi 2,5 juta tom pada 2019, Soemitro justru mengaku pesimistis. ”Akibat tekanan harga gula, petani tak bergairah menanam tebu sehingga ada yang mengalihkan lahannya,” ujarnya.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dolly P Pulungan mengatakan, produksi gula tahun ini tidak mencapai target. ”Target kami 900.000 ton. Namun, produksi kami tahun ini berkisar 850.000 ton,” katanya.