JAKARTA, KOMPAS--Emas masih dipilih masyarakat untuk berinvestasi. Alasannya, harga logam mulia cenderung stabil.
”Sekitar 50 persen pelanggan Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia adalah perseorangan,” kata Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Arie Prabowo Ariotedjo di Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Berdasarkan data Antam, harga logam mulia Rp 606.000 per gram pada Selasa (13/11). Kemarin, nilai tukar berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) sebesar Rp 14.895 per dollar AS.
Senin (12/11), harga logam mulia Rp 605.000 per gram. Adapun nilai tukar berdasarkan Jisdor sebesar Rp 14.747 per dollar AS.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero) Harianto Widodo mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan dan pembelian emas masyarakat. Masyarakat cenderung bertransaksi emas untuk investasi.
“Pada umumnya, masyarakat membeli emas untuk disimpan karena nilai asetnya yang dianggap stabil,” ujarnya.
Menurut Harianto, nilai tukar rupiah yang fluktuatif membuat sebagian masyarakat cenderung tidak menjual emas mereka.
Pada Oktober 2018, Pegadaian menjual 485 kilogram emas. Dari jumlah tersebut, sekitar 51 persennya dibeli masyarakat melalui tabungan emas. Adapun sisanya berupa pembiayaan logam mulia dan pembelian tunai emas.
“Tren kenaikan transaksi emas justru menonjol dari tabungan emas. Artinya, minat masyarakat untuk membeli emas sangat tinggi,” kata Harianto.
Jangka panjang
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, memaparkan, penguatan rupiah beberapa hari lalu membuat sejumlah masyarakat cenderung menjual emas. Namun, sebagian orang yang berinvestasi jangka panjang menahan diri untuk tidak menjual.
Menurut Bhima, harga emas dan nilai tukar rupiah sering berlawanan arah. Ketika terjadi volatilitas rupiah atau risiko di pasar sedang tinggi, banyak masyarakat yang memburu emas sebagai aset aman. Sebaliknya, masyarakat menjual emasnya ketika rupiah menguat.
“Tren itu tidak akan berlangsung lama karena saat ini rupiah dalam tren pembalikan arah. Pada akhir tahun ini diperkirakan harga emas Antam kembali naik,” ujar Bhima.
Pemilik Toko Emas Aurora di kawasan Blok M, Jakarta, Lisa, mengungkapkan, pergerakan rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan dan pembelian emas.
Arsyad (50) yang ditemui di Butik Emas Logam Mulia Jakarta II, Sarinah, Jakarta, membeli emas untuk berinvestasi. Sementara, Tubagus (62), pengunjung toko emas Aurora, meyakini, harga emas akan terus naik. (KRISTIAN OKA PRASETYADI/ MELATI MEWANGI)