JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kembali memperoleh pinjaman sindikasi sebesar Rp 4,5 triliun. Pinjaman itu diberikan oleh perbankan nasional yang terdiri dari Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BCA. Pinjaman ini untuk pembiayaan proyek listrik 35.000 megawatt.
Sebelumnya, pada Oktober, PLN juga berhasil mendapatkan pinjaman sindikasi senilai 1,62 miliar dollar AS dari 20 bank internasional. Khusus pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri tersebut, dana itu dipakai untuk pembiayaan pembangunan gardu induk dan transmisi di Jawa bagian tengah.
”Pinjaman ini mendapat jaminan dari pemerintah. Ini adalah dukungan untuk menyukseskan program 35.000 megawatt,” kata Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto, Rabu (14/11/2018), di Jakarta.
Pembangunan gardu induk dan transmisi di Jawa bagian tengah ini meliputi pembangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kilovolt di daerah Jawa Tengah, sampai Jawa Barat, serta pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilovolt Kedung Badak-Bogor Baru, di Jawa Barat.
Berdasarkan data PLN per 31 Juli 2018, kemajuan program 35.000 MW adalah 17.403 MW (49 persen) di tahap konstruksi, 12.281 MW (35 persen) sudah berstatus financial closing, 2.641 MW (7 persen) sudah beroperasi komersial, dan sisanya masih dalam tahap pengadaan dan perencanaan.
Dari sisi investasi sepanjang periode 2015-2017, PLN mendapat tambahan pinjaman sebesar Rp 83,6 triliun. Adapun serapan modal internal PLN di periode yang sama sebanyak Rp 190,7 triliun. Revaluasi aset PLN yang dilakukan sejak 2015 meningkat dari Rp 539 triliun pada 2014 menjadi Rp 1.335 triliun tahun 2017.