Divestasi Saham Freeport Segera Terwujud

Kompas

Presiden Direktur Freeport McMoran Richard Adkerson (tiga dari kiri) dan Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin menandatangani kesepakatan awal divestasi saham PT Freeport Indonesia disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Kamis (12/7/2018).

JAKARTA, KOMPAS — Divestasi saham PT Freeport Indonesia oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum segera terwujud. Hal itu menyusul penerbitan surat utang Inalum senilai 4 miliar dollar AS atau hampir Rp 60 triliun. Freeport dan Inalum sudah menyepakati nilai divestasi saham untuk mencapai angka 51 persen adalah 3,85 miliar dollar AS.

"Kalau Kementerian ESDM sudah keluarkan izin. Uangnya (untuk divestasi) sudah ada," ujar Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, Jumat (16/11/2018), di Jakarta, saat ditanya tentang kemajuan penuntasan divestasi saham PT Freeport Indonesia. Izin yang dimaksud adalah izin usaha pertambangan khusus secara permanen, termasuk perpanjangan operasi Freeport sampai 2041.

Budi menerangkan mengapa Inalum memilih menerbitkan surat utang ketimbang meminjam dana dari bank sindikasi, seperti yang direncanakan semula. Menurut dia, bunga surat utang lebih stabil ketimbang bunga bank. Apalagi, kecenderungan saat ini menunjukkan bunga bank sedang naik.

" Pinjam dari bank, kan, ada cicilan pokoknya setiap 6 bulan atau setahun. Kalau dalam bentuk obligasi, kan, pokoknya dibayar di ujung. Jadi, secara cash flow lebih bagus," kata Budi.