JAKARTA, KOMPAS — Pameran makanan dan minuman internasional Sial Interfood kembali diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 21-24 November 2018. Pameran ini tidak hanya mendorong wisata MICE atau meeting, incentive, convention, and exhibition, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan wisata kuliner Indonesia.
Sial Interfood 2018 merupakan ajang pameran internasional makanan, minuman, horeca (hotel-restoran-katering), jasa boga, dan bakery.
Pameran yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini akan diikuti 1.000 peserta dari mancanegara dengan menargetkan 75.000 pengunjung kalangan pelaku bisnis dari 70 negara. Sementara pada pameran Sial Interfood 2017 diikuti 900 peserta dari 33 negara dan 53.000 pengunjung dari 49 negara.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, pameran ini membawa dampak langsung terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Selain itu, pameran ini juga menjadi ajang promosi dan informasi yang dapat mendorong kemajuan wisata kuliner nasional.
”Akan lebih menarik lagi jika pengunjung mendapat kesempatan untuk merasakan membuat makanan atau minuman Indonesia. Pengalaman atau experience menjadi daya tarik yang luar biasa dalam pariwisata,” lanjut Rizki.
Wisata kuliner dan belanja menjadi salah satu produk unggulan pariwisata Indonesia. Keduanya mempunyai porsi terbesar, yakni 45 persen dari portofolio bisnis pariwisata untuk budaya (culture) sebesar 60 persen.
Portofolio bisnis pariwisata Indonesia terdiri dari budaya (culture) sebesar 60 persen, alam (nature) 35 persen, dan buatan manusia (manmade) 5 persen. Untuk culture terdiri dari wisata kuliner dan belanja (culinary and shopping tourism) 45 persen, wisata warisan budaya dan sejarah (heritage and pilgrim tourism) 20 persen, serta wisata kota dan desa (city and village tourism) 35 persen.
Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Vita Datau Messakh menyebutkan, penyelenggaraan pameran internasional Sial Interfood 2018 akan membawa dampak positif pada Jakarta yang menjadi salah satu destinasi kuliner favorit di Indonesia.
”Jakarta menjadi salah satu destinasi kuliner yang masuk dalam top 20 yang disenangi wisatawan. Jakarta, Bali, dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang) telah ditetapkan oleh Kemenpar sebagai destinasi kuliner andalan kita,” ucap Vita.
Vita beserta Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hariyanto mengapresiasi penyelenggaraan pameran yang telah memasuki tahun ke-18 ini.
”Setiap produk wisata ini ditangani oleh tim percepatan. Wisata culinary and shopping tourism ditangani oleh Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja yang diketuai Vita Datau Messakh,” kata Hariyanto.
Vita menjelaskan, tiga program yang menjadi perhatian Kemenpar dalam memajukan wisata kuliner, yaitu nation’s food, destinations food, dan tersebarnya restoran diaspora Indonesia di mancanegara.
”Pemerintah telah menetapkan soto sebagai nation’s food ditambah empat makanan (rendang, nasi goreng, sate, dan gado-gado) sebagai nation’s food versi Kemenpar, sedangkan untuk destinations food ditetapkan Jakarta, Bali, Bandung, dan Joglosemar,” ucapnya.
Produk dalam negeri
Sementara Daud D Salim, CEO PT Kristamedia Pratama (penyelenggara pameran), mengatakan, pada pameran ini produk-produk dalam negeri seperti kopi, teh, cokelat, dan rempah-rempah akan dipamerkan di Sial Interfood.
Dengan demikian, produsen makanan dan minuman dunia bisa mendapatkan bahan baku langsung dari sumbernya. ”Kami juga akan melakukan promosi untuk teh Indonesia. Teh terbaik dunia dari Indonesia, bagaimana cita rasa dan cara menyeduhnya,” kata Daud.
Dia menyebutkan, pada acara kali ini sebanyak 610 chef dari hotel-hotel internasional akan menunjukkan kebolehannya. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada tahun lalu yang diikuti 310 chef dunia.