JAKARTA, KOMPAS -- Inflasi serta penjualan di sejumlah sektor menekan upah buruh. Akibatnya, upah riil buruh atau pekerja pada Oktober 2018 turun dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto memaparkan, upah riil buruh tani pada Oktober 2018 turun 0,04 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp 38.910 per hari. Upah riil buruh bangunan juga turun 0,2 persen menjadi Rp 64.618 per hari.
Menurut Suhariyanto, penurunan itu tidak terlepas dari inflasi Oktober 2018 yang sebesar 0,28 persen dibanding bulan sebelumnya. "Pergerakan inflasi lebih tinggi dibanding upah buruh," ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, upah riil buruh tani naik 0,8 persen dari Rp 37.860 per hari. Di sisi lain, upah buruh bangunan turun 0,4 persen dari Rp 64.894 per hari.
Dihubungi secara terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira mengatakan, upah riil buruh tani disebabkan oleh panen yang tidak merata. Selain itu, harga sejumlah komoditas seperti karet dan kelapa sawit tengah menurun.
Sementara itu, lambatnya penjualan properti di masyarakat kelas menengah ke atas menekan upah riil buruh bangunan. "Turunnya upah riil buruh bangunan juga menunjukkan belum optimalnya proyek pembangunan infrastruktur yang bersifat padat karya," kata Bhima. (JUD)