JAKARTA, KOMPAS - Calon presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato berjudul “The Path Ahead for Indonesia” dalam Indonesia Economic Forum yang digelar di Jakarta, Rabu (21/11/2018). Pada pidato tersebut, kondisi ekonomi Indonesia dianalogikan sebagai tubuh manusia yang kekurangan asupan nutrisi.
“Jika sistem tubuh itu tidak berfungsi, harus lakukan pemeriksaan, cek darah, untuk mengetahui penyebabnya. Begitu pula dalam konteks ekonomi suatu negara,” kata Prabowo saat menyampaikan pidatonya.
Dia menyampaikan sejumlah hal yang bisa menunjukkan bagaimana kondisi ekonomi Indonesia saat ini tak cukup mengembirakan. Salah satunya adalah rasio antara Pendapatan Nasional Bruto (PNB) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Banyak orang yang salah memahami, seolah-olah GDP adalah salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan ekonomi. Padahal GDP berarti produksi yang dilakukan di Indonesia, bukan diproduksi oleh orang-orang Indonesia itu sendiri,” ujarnya.
Pada 2017, data menunjukkan bahwa rasio GNI terhadap GDP berada di peringkat 169 atau sekitar 92 persen. Angka ini, kata Prabowo masih kalah dari negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, Singapura dan Vietnam.
Selain itu, Prabowo menyampaikan angka Human Development Index (HDI) Indonesia masih tergolong rendah, yakni berada di posisi 113 dari 188 negara. Capaian ini menurut dia berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Prabowo pun merujuk pada peringkat Indonesia dalam The Programme for International Student Assessment (PISA), khusus di bidang matematika dan juga ilmu pengetahuan alam. Berdasarkan data tahun 2015, Indonesia menempati posisi ke-66 dalam bidang matematika dan 67 di sains dari 73 negara.
“Ini kondisi yang mengkhawatirkan, inilah kondisi yang menggambarkan bahwa jika negara adalah tubuh manusia, tubuh-tubuh itu tidak mendapatkan nutrisi yang cukup,” kata Prabowo.
Pemerintah, lanjutnya, mulai perlu berbenah dan memproteksi perekonomian dari pihak asing. “Negara kita sangat kaya memiliki banyak sumber daya alam yang bisa kita kelola sendiri,” kata Prabowo,