JAKARTA, KOMPAS – Pelaku usaha berharap era industri 4.0 dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan produksi sektor manufaktur. Hal tersebut dapat menambah kepercayaan mitra terhadap pengusaha, sehingga memungkinkan permintaan dari sektor itu meningkat.
Pengusaha dari bidang otomotif dan peralatan listrik menyampaikan hal itu dalam konferensi pers pameran manufaktur oleh PT Pamerindo Indonesia di Jakarta, Rabu (21/11/2018). Menuju era industri 4.0, mereka dihadapkan dengan semakin rendahnya permintaan produk.
General Manager Aluminium Business Division PT Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia, Arwan Alif Kurnia, mengatakan, rendahnya minat terhadap sepeda motor turut memengaruhi industri komponen sepeda motor. Hal itu membuat pihaknya melakukan efisiensi, salah satunya dengan membuka jasa produksi komponen bagi perusahaan lain.
Adanya jasa tersebut dapat didorong dengan penerapan industri 4.0. Fasilitas seperti data raksasa dan internet untuk segala membuat data terkumpul lebih cepat, sehingga memengaruhi kinerja yang lebih efisien.
“Dengan kinerja seperti itu, kami jadi memiliki nilai kompetitif dan dipercayai mitra untuk mengerjakan proyek lainnya,” kata Arwan.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI), Karnadi Kuistono, mengatakan, industri 4.0 juga dapat meningkatkan daya saing produsen peralatan listrik lokal. Mereka selalu kalah bersaing dengan produk impor.
“Padahal dari segi teknis, saya bisa bilang produsen lokal telah menguasai 100 persen peralatan listrik sesuai dengan standar internasional yang berlaku. Dalam taraf internasional, kami telah memegang standar internasional dari International Electrotechnical Commission (IEC),” ujar Karnadi.
Sudah ada Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri yang mengatur tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) suatu barang. Namun, hal tersebut tidak investor dari dalam negeri masih mengimpor.
Sumber daya manusia
Para pengusaha menyepakati, sumber daya manusia menjadi hal utama yang harus disiapkan untuk industri 4.0. Sebab, sejumlah sektor manufaktur dianggap telah siap secara teknologi.
Project Director PT Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie mengatakan, persiapan era industri 4.0 saat ini hanya soal cara menransfer teknologi tersebut secara masif di Indonesia. “Tinggal mendidik manusianya, bagaimana mengolah data yang telah dikumpulkan dengan teknologi,” ujarnya.
Deputy General Manager Industrial Automation Department PT Mitsubishi Indonesia, Ivan Chandra, mengatakan, era industri 4.0 sama sekali bukan hal baru. Sebab, hal tersebut merupakan kelanjutan dari sistem otomasi yang telah dilakukan sejak era industri 3.0.
“Data raksasa dan internet untuk segala juga menuntut sistem komputasi awan untuk menyimpan semua data. Hal itu digunakan untuk menganalisis keputusan, sehingga hasilnya akurat,” kata Ivan.
Peta industri 4.0 diatur dalam program Making Indonesia 4.0 dari Kementerian Perindustrian. Hal ini diharapkan menjadi lompatan bagi sektor industri, karena proses produksi langsung terintegrasi dengan perangkat teknologi informasi. (Aditya Diveranta)