Ekonomi Digital Gairahkan Perburuan
JAKARTA, KOMPAS--Perkembangan ekonomi digital menggairahkan aktivitas pencarian tenaga kerja level menengah ke atas. Tenaga kerja yang diburu adalah yang memiliki keterampilan atau pengetahuan mengenai teknologi informasi.
Kondisi ini semakin lumrah terjadi di berbagai sektor. Kebutuhan pekerja berpusat pada ekonomi digital.
Demikian benang merah laporan Salary Survey 2019 Greater China and South East Asia yang diterbitkan konsultan perekrutan pekerja profesional Robert Walters, Rabu (28/11/2018). Survei menggunakan metode wawancara dengan perusahaan pelanggan dan tenaga kerja di basis data Robert Walters.
Country Manager Robert Walters Indonesia, Eric Mary, di Jakarta, menyebutkan, aktivitas pencarian serta perekrutan pekerja di sektor akuntansi dan jasa keuangan di Indonesia masih tergolong ringan. Meski demikian, perekrutan tersebut mensyaratkan pengalaman bekerja di perusahaan multinasional, memahami regulasi Indonesia, dan cakap dwibahasa.
Peran yang dibutuhkan sektor ini antara lain analis keuangan, pimpinan bidang perpajakan, dan pengendali keuangan.
Di sektor perbankan, aktivitas pencarian dan perekrutan pekerja cukup aktif. Selain keterampilan teknologi informasi, perusahaan menyaratkan kandidat memiliki keahlian di bidang manajemen perubahan dan regulasi. Perusahaan menawarkan kenaikan gaji sekitar 20-35 persen bagi mereka yang memenuhi tuntutan tersebut.
Situasi pencarian dan perekrutan pekerja di sektor sumber daya manusia juga aktif. Persyaratan yang mesti dipenuhi antara lain memiliki kecakapan dwibahasa, pengetahuan internasional, dan berpengalaman. Profesional sumber daya manusia yang bersedia pindah ke perusahaan baru akan menerima kenaikan gaji 20-30 persen.
"Ekonomi digital melahirkan kebutuhan keterampilan baru dan menggeser keahlian lama. Belum lagi, otomatisasi produksi berpotensi mengurangi tenaga manusia. Profesional sumber daya manusia dituntut mengakselerasi keterampilan lama pekerja agar tetap relevan, diikuti upaya merekrut tenaga baru dengan keterampilan baru," ujar dia.
E-dagang
Di bidang perdagangan elektronik atau e-dagang, pencarian dan perekrutan tenaga kerja berkembang kuat sejalan dengan kompetisi antarpelaku yang kian ketat. Seorang calon mesti memiliki keterampilan teknologi informasi, komunikator ulung, piawai dalam strategi dan praktik, serta berpengalaman.
Di sektor hukum, pekerja profesional juga dituntut memiliki pengetahuan regulasi dan kebijakan yang berkaitan langsung dengan ekonomi digital. Hal ini berdasarkan kondisi ekonomi digital yang diwarnai kegiatan akuisisi dan merger.
Lembaga pemerintah gencar memanfaatkan platform dalam jaringan untuk mempermudah distribusi layanan publik.
Eric menjelaskan, aktivitas pencarian dan perekrutan pekerja di sektor teknologi informasi komunikasi yang tinggi didukung transformasi digital perusahaan yang meningkat. Profesional dengan keahlian data dan analisis, pengembang perangkat lunak, insinyur, serta manajer produk masih akan tetap dibutuhkan.
Berdasarkan survei Robert Walters, penawaran kenaikan gaji profesional di sektor itu bisa mencapai 50 persen.
Adapun gaji tahunan manajer media sosial di Indonesia berkisar Rp 200 juta-Rp 400 juta per tahun.
Robert Walters yang hadir di Indonesia sejak 2011 merilis survei seperti ini setiap tahun. Hal menonjol dari survei 2018 adalah perekonomian digital yang kian berkembang, diikuti kebutuhan pekerja terampil dari dalam negeri, namun dengan pengalaman internasional.
Teknologi finansial
Manajer Perbankan dan Jasa Keuangan Robert Walters Indonesia, Ricky Chandra, mengatakan, di sektor perbankan dan jasa keuangan, pencarian tenaga kerja mensyaratkan kecakapan berbahasa Inggris. Syarat ini dipengaruhi minat investasi asing yang meningkat.
Persyaratan lain adalah kreatif dan mampu memanfaatkan platform digital untuk menunjang produktivitas. Berdasarkan pengalamannya bertemu perusahaan mitra, kata Ricky, kemunculan perusahaan rintisan bidang teknologi finansial (tekfin) yang menawarkan kemudahan layanan juga harus dihadapi.
"Harapannya, ketika perusahaan memperoleh tenaga kerja yang kreatif dan piawai menggunakan digital, mereka dapat meningkatkan kualitas layanan setara dengan yang diberikan tekfin. Kalau diamati, sejumlah bank sekarang sudah menaruh perhatian terhadap perilaku digital nasabah," ujar Ricky.
Peluang
Sementara itu, LinkedIn, platform digital bagi jaringan tenaga kerja profesional, meluncurkan hasil studi LinkedIn Opportunity Index 2018. Studi itu mencermati 11.000 responden berusia 16-60 tahun menyikapi peluang dan hambatan pada masa depan. Responden berasal dari sembilan negara, yakni Indonesia, Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Jepang, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Managing Director LinkedIn Asia Pasifik Oliver Legrand berpendapat, pertumbuhan jumlah tenaga kerja bisa menjadi alat pendorong pertumbuhan ekonomi regional sepanjang dikelola secara efektif. (MED)