Menteri Tenaga Kerja ASEAN Sepakat Implementasikan Komitmen Bersama
Oleh
Caecilia Mediana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertemuan para Menteri Ketenagakerjaan Negara-negara ASEAN atau ALMM ke-25 dan ALMM+3 (Jepang, Korea Selatan, dan China), Jumat (30/11/2018), di Kuala Lumpur, Malaysia, menghasilkan komitmen bersama mengampanyekan pekerjaan hijau.
Konsep pekerjaan hijau artinya mengupayakan pekerjaan layak dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam keterangan pers menilai positif komitmen tersebut. Menurut dia, lapangan pekerjaan baru perlu terus diciptakan guna mendukung pembangunan ekonomi. Saat bersamaan, dampak negatif bagi lingkungan tidak boleh diabaikan.
Menurut Hanif, komitmen itu bersamaan dengan momentum revolusi industri 4.0. Dia menyebut era generasi keempat telah mengubah konsep tujuan industri, dari bertumpu pada sumber daya alam bergeser ke ilmu pengetahuan, inovasi, dan kolaborasi.
Terkait pekerjaan hijau, kata Hanif, Indonesia telah mengupayakan berbagai langkah yang sejalan dengan konsep itu. Misalnya, menggenjot pelatihan vokasi untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja yang di dalamnya diisi sosialisasi konsep pekerjaan hijau. Kepada dunia usaha, pemerintah mendorong produktivitas yang memperhatikan dampak kerusakan lingkungan.
ALMM ke-25 dan ALMM bersama Jepang, Korea Selatan, dan China (ALLM+3) berlangsung pada 23-30 November 2018.
Hanif menambahkan, para menteri ketenagakerjaan peserta pertemuan sepakat berkolaborasi tripartit, dialog dengan mitra ASEAN, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menerapkan pekerjaan hijau.
”Kami sepakat berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan melalui penelitian, technical and vocational education training (TVET) tentang keterampilan hijau, dan peningkatan standar occupational safety and health (OSH),” kata Hanif.