JAKARTA, KOMPAS — Penyedia layanan kartu kredit digital ”Kredivo” mengumumkan, produk pinjaman personal sudah dapat diakses mulai awal Desember 2018. Melalui produk ini, warga kota besar bisa mengajukan kredit untuk membantu pembiayaan konsumsi mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 30 juta.
Head of Product PT FinAccel Teknologi Indonesia (pemilik merek Kredivo) Adiska Haryadi, Selasa (3/12/2018) di Jakarta, mengatakan, setahun sebelumnya, Kredivo hanya dipakai membayar transaksi belanja daring dan tagihan. Lebih dari 200 perusahaan mitra bekerja sama dengan Kredivo, seperti Tokopedia, Tiket.com, dan PLN.
Setiap bulan, rata-rata total dana pinjaman yang digelontorkan Kredivo mencapai puluhan juta dollar AS. Peminjam utamanya berasal dari generasi milenial berusia minimal 15 tahun, memiliki rekening bank, dan tinggal di kota besar. Keseluruhan peminjam mendekati 1 juta orang.
”Kami sering menerima permintaan pelanggan agar Kredivo membuka produk pinjaman personal. Hasil survei internal mengenai aplikasi peminjaman di Google Store juga menunjukkan hal sama. Maka, sejak Oktober 2018, kami mulai merilis versi beta-nya (produk pinjaman personal),” ujar Adiska menjelaskan latar belakang diluncurkannya produk pinjaman personal atau personal loan.
Untuk produk pinjaman personal, tren di pasar menunjukkan, pemakaian terbesar diperuntukkan sebagai dana darurat pendidikan, renovasi rumah, tambahan biaya pernikahan, dan kebutuhan sehari-hari.
Dengan produk pinjaman personal, Kredivo hanya memberikan bunga sebesar 2,95 persen hingga 4 persen per bulan. Besaran bunga ini diklaim lebih rendah dibandingkan pemain serupa di industri teknologi finansial bidang peminjaman. Tenor pinjaman 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
”Pemain lain biasanya mematok bunga pinjaman per hari, sementara kami per bulan. Kami memanfaatkan teknologi analisis data mendalam pada jejak digital pengguna yang secara otomatis menilai risiko kredit. Visi kami pun memang membantu warga yang sudah mempunyai rekening, tetapi sukar akses kredit bank,” kata Adiska.
Head of Marketing Kredivo Indina Andamari mengungkapkan, tren permintaan penggunaan kartu kredit digital biasanya meningkat pada triwulan IV. Ini dipengaruhi adanya perayaan Natal dan Tahun Baru.
Berdasarkan pengalaman Kredivo, volume transaksi triwulan III ke IV tahun 2017 meningkat sampai 50 persen. Sekitar 36 persen transaksi berasal dari pembelian gawai, lalu 20 persen berikutnya belanja mode.
Sesuai data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2018, 73 perusahaan penyedia layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi terdaftar atau berizin. Kredivo termasuk salah satu di antaranya.
Perencana keuangan Imelda Tarigan mengatakan, pada umumnya masyarakat Indonesia memegang erat nilai-nilai kekeluargaan dan kerukunan. Oleh karena itu, pada peringatan hari raya tertentu, hari khusus, dan momen akhir tahun, sebagian warga meningkatkan konsumsi. Sebagai contoh, mereka menambah belanja untuk hadiah ataupun pesta bersama kerabat dan teman.
Menurut dia, sekarang warga semakin dimudahkan mengakses kredit, terutama sejak hadirnya penyedia pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi. Kehadirannya bagaikan pisau bermata dua.
Di satu sisi, ini menawarkan kecepatan dan menyederhanakan proses pengajuan pinjaman. Ini akan membantu kebutuhan dana darurat. Sementara sisi lain, apabila kemudahan tidak dikelola dengan bertanggung jawab, konsumen sendiri akan rugi sendiri.
”OJK memiliki sistem layanan informasi keuangan (SLIK) yang berfungsi sebagai basis data transaksi jasa keuangan, termasuk rekam jejak pemakaian kredit bank. Saya menganggap SLIK bagus untuk membantu warga semakin bertanggung jawab terhadap dana pinjaman,” kata Imelda.