NUSA DUA, KOMPAS - Defisit APBN 2018 diproyeksikan bisa mencapai di bawah dua persen atau lebih rendah dari target awal 2,19 persen. Oleh karena itu, beban utang tahun ini akan terpangkas berkisar Rp 70 triliun- Rp 80 triliun.
Defisit APBN yang mengecil menandakan penarikan utang baru pada tahun ini berkurang. Defisit APBN dihitung dari selisih antara pendapatan negara dengan belanja negara. Pada APBN 2018, defisit ditargetkan sebesar 2,19 persen atau sebesar Rp 314,2 triliun.
“Angkanya (defisit) masih tentatif, tetapi indikasi kita akan dibawah dua persen,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani dalam temu media di Nusa Dua, Bali, Rabu (5/12/2018).
Defisit yang mengecil, lanjut Askolani, salah satunya dipengaruhi proyeksi realisasi pendapatan negara yang akan mencapai target Rp 1.894,7 triliun. Pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan pajak, bea cukai, dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Di sisi lain, belanja negara bisa lebih efisien kendati tidak terjadi pemotongan anggaran.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi pendapatan negara sampai 31 Oktober sebesar Rp 1.483,9 triliun atau 76,3 persen dari APBN 2018. Sedangkan, realisasi belanja negara sebesar Rp 1.720,8 triliun atau 77,5 persen dari pagu. Adapun realisasi defisit APBN sampai 31 Oktober baru 1,6 persen atau Rp 237 triliun.
Askolani menambahkan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko sudah lebih awal menetapkan target defisit pembiayaan utang sebesar 1,98 persen. Artinya, pemerintah tidak akan menambah utang baru (issuance) sampai akhir Desember 2018.
“Sehingga secara kumulatif nominal defisit APBN (yang bisa dikurangi) cukup besar bisa sampai Rp 70 triliun-Rp 80 triliun,” katanya.
Pemerintah berupaya menekan defisit APBN setiap tahunnya. Dari perhitungan Kementerian Keuangan, jika defisit APBN bisa mencapai kisaran 1,8-1,82 persen, maka keseimbangan primer yang sejak tahun 2013 negatif bisa menjadi positif. Keseimbangan primer ditargetkan bisa surplus pada tahun 2020. Pada 2019, keseimbangan primer ditargetkan masih defisit Rp 20,1 triliun.