JAKARTA, KOMPAS — Langkah PT Perkebunan Nusantara (Persero) untuk merevitalisasi industri gula BUMN hingga 2022 memerlukan investasi Rp 13,7 triliun. Dana revitalisasi itu antara lain untuk memperbarui mesin dan menambah kapasitas produksi.
”Sejak 2016 sampai saat ini, investasi revitalisasi industri gula Rp 4,7 triliun,” kata Dolly P Pulungan, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III, di Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Dari investasi Rp 4,7 triliun itu, Rp 3,1 triliun di antaranya dari penyertaan modal negara (PMN). Sampai dengan 2022, investasi ditargetkan mencapai Rp 13,7 triliun.
Dolly menuturkan, sesuai peta jalan revitalisasi industri gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN), perusahaan induk PTPN mengelompokkan kembali pabrik gula (PG), dari 41 PG menjadi 32 PG. PG yang tidak ekonomis, berkapasitas produksi rendah dan lokasinya saling berdekatan, dihentikan operasinya.
Dari 32 PG yang dipertahankan, lanjut Dolly, kapasitas produksi juga akan ditingkatkan menjadi di atas 4.000 ton tebu per hari (TCD). PG yang ditutup akan dialihfungsikan menjadi tempat pelatihan dan pendidikan, pemeliharaan, tempat wisata, dan perhotelan.
Executive Vice President PTPN III Aris Toharisman mengatakan, saat ini sudah tujuh PG yang direvitalisasi menggunakan dana Rp 4,7 triliun itu. Tujuh PG itu adalah PG Cinta Manis (PTPN VII), PG Mojo dan PG Rendeng (PTPN IX), PG Gempolkrep (PTPN X), PG Jatiroto dan PG Asembagus (PTPN XI), dan PG Bunga Mayang (PTPN VII). Kapasitas pabrik gula-pabrik gila itu, lanjut Aris, akan ditingkatkan dari di bawah 4.000 TCD menjadi 4.000 TCD.
PG Gempolkrep ditingkatkan kapasitasnya dari 6.500 TCD menjadi 10.000 TCD, PG Jatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD, dan PG Asembagus dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD.
Menurut Aris, PG yang sudah direvitalisasi diharapkan dapat mulai berproduksi pada 2019. Dengan revitalisasi itu, kapasitas produksi PG PTPN dapat meningkat dari 167.000 TCD menjadi 220.000 TCD pada 2022.
Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, produksi gula perusahaan BUMN saat ini sekitar 1,16 juta ton yang terdiri dari produksi gula PTPN Group sebanyak 856.000 ton, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebanyak 271.000 ton, dan PT Gendhis Multi Manis (GMM) sebanyak 35.500 ton.
Dalam 5 tahun mendatang, produksi gula dari perusahaan BUMN diproyeksikan bisa meningkat menjadi 3,2 juta ton. (FER)