Hanya Hingga Akhir Tahun, Kopai Osing Dijual di Pasar
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS-Kopi lokal Banyuwangi merek "\'Kopai Osing" produksi Sanggar Kopi Genjah Arum, kini bisa dinikmati lebih banyak orang hingga akhir tahun ini. Kopi ini sebelumnya dijual secara eksklusif.
Sanggar Genjah Arum yang berada di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi memang tidak terbuka untuk umum untuk wisatawan. Namun sejumlah tokoh penting yang berkunjung ke Banyuwangi, misal Wakil Presiden, pimpinan lembaga negara, dan kepala-kepala daerah yang berkunjung ke Banyuwangi selalu menyempatkan diri untuk mampir ke sanggar milik tester kopi dunia Setiawan Subekti tersebut.
Sanggar Genjah Arum juga tidak menjual secara bebas produksi kopinya. Iwan, panggilan Setiawan Subekti, sang pemilik memang sengaja melakukan hal itu.
Walaupun terkesan esklusif, namun Sanggar Genjah Arum - sesuai namanya, hadir sebagai wadah literasi kopi. Iwan selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar budidaya, mengolah dan menyajikan kopi sebagai sajian terbaik.
"Saya tidak ingin menjadikan kopi sebagai bisnis saya. Bagi saya Genjah Arum dan Kopai Osing adalah perekat persahabatan yang lebih mahal dari pada sekedar bisnis jual beli," ujarnya.
Karena itu Iwan bangga menyematkan selogan \'Once Brew we Bro\' di Sanggar Kopi Genjah Arum. Baginya sekali seduh bisa mempererat persaudaraan sesama penikmat kopi.
Kopai Osing kini bisa dibeli dengan harga terjangkau di Sentra Kuliner Pasar Induk Banyuwangi. "Kami hadir di Pasar Induk Banyuwangi hanya sampai akhir tahun. Kami ingin menyemarakkan pembukaan sentra kuliner yang menjadi destinasi wisata baru di Banyuwangi," ujar Iwan.
Ditanya harga jual per cangkir, Iwan justru bingung. Di satu sisi ia ingin menyuguhkan kopi tersebut secara gratis. Namun di sisi lain ia ingin agar penikmat kopi memiliki penghargaan bagi secangkir kopi.
"Pesan Pak Bupati, jangan sampai rugi. Ya saya jual sekitar Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per cup. Uangnya untuk menghargai kerja keras penyangrai dan barista kami," tutur Iwan.
Ahmad Su\'udi, salah satu wartawan di Banyuwangi, mengatakan kopi produksi Sanggar Genjah Arum berbeda dengan kopi-kopi lain. Namun ia kesulitan mendeskripsikannya. "Pokoknya beda, lebih nyaman di lidah," ungkapnya.
Pun demkian yang dirasakan Abdullah, pedagang baju di Pasar Induk Banyuwangi. Ia memilih meninggalkan dagangannya sementara hanya untuk mengicipi Kopai Osing.
"Penasaran saya. Jadi ya saya tinggal dulu dagangan. Ingin merasakan kopi yang katanya enak dan langganan orang-orang penting. Setelah diicipi, memang beda bukan pahit atau manis, tapi bagaimana ya. Beda dengan kopi yang lain," kata penikmat kopi yang baru pertama kali merasakan Kopai Osing tersebut.
Iwan berharap kehadiran Kopai Osing di Pasar Banyuwangi tidak lantas \'membunuh\' keberadaan warung-warung kopi yang telah ada sebelumnya. Ia justru ingin para pemilik kedai terinspirasi untuk menghasilkan kopi terbaik di warung-warungnya.
"Ini komitmen kami, kopi terbaik juga harus bisa hadir di warung-warung kecil tidak hanya di cafe-cafe," ujarnya.
Oleh karena itu, Iwan akan mengundang para pedagang kopi di Pasar Induk Banyuwangi untuk belajar menyangrai dan menyeduh kopi. Ia menyediakan waktu pada Sabtu (15/12/2018) untuk melatih para pedagang kopi di Sanggar Kopi Genjah Arum.
Pasar Kuliner
Hingga penghujung tahun, Kopai Osing akan hadir di salah satu lapak Sentra Kuliner Pasar Induk Banyuwangi. Sentra kuliner tersebut merupakan hasil revitalisasi tahap pertama Pasar Induk Banyuwangi.
Ada 23 kios yang semula kumuh kini menjadi lebih bersih, rapi dan tertata. Ornamen kayu pada pintu kios dan ubin coklat menampilkan kesan unik pada sentra kuliner tersebut.
Pasar tradisional akan ditata menjadi lebih modern, bersih, tematik, agar lebih menarik untuk dikunjungi. Pasar-pasar tersebut juga dirancang menjadi tempat yang nyaman untuk wisata kuliner tradisional dan menjadi sentra oleh-oleh.
“Kami bercita-cita menjadikan pasar rakyat menjadi jujugan wisatawan, makanya pasar ini kami tambah fungsinya menjadi pusat kuliner dan suvenir. Kami banyak belajar dari Thailand, seperti Pasar Chatuchak,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
Anda tertarik menikmati Kopai Osing yang katanya esklusif dengan suasana pasar yang seperti cafe? Ayo ke Pasar Induk Banyuwangi.