Kesederhanaan Metode Pembayaran Jadi Prioritas Konsumen
Oleh
M Paschalia Judith J
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Meski penyedia layanan pembayaran dengan uang elektronik memberikan penawaran menarik dalam Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 2018, sebagian konsumen masih memilih metode pembayaran transfer atau kartu kredit. Kesederhanaan dan kebiasaan membayar dengan layanan perbankan menjadi alasannya.
Alasan itu salah satunya diungkapkan oleh Rizqi Ramadhan (22), mahasiswa S2 yang tinggal di Bandung, Jawa Barat. "Membayar dengan layanan perbankan lewat ponsel lebih mudah. Kalau pakai aplikasi pembayaran nonperbankan, saya harus mengisi saldo yang berasal dari rekening bank," ujarnya saat dihubungi, Rabu (12/12/2018).
Pada Harbolnas 2018 ini, Rizqi menghabiskan uang lebih dari Rp 1 juta untuk membeli ban motor dan shockbreaker di Bukalapak. Ban motor yang dibelinya sudah sampai pagi ini karena dipesan semalam sedangkan shockbreaker pesanannya diperkirakan sampai 2 - 3 hari kemudian.
Baru pertama kali mengikuti euforia Harbolnas, Kamilia Latifah (24), karyawan swasta di kawasan Jakarta, memilih membayar belanjaannya dengan kartu kredit. Dia berpendapat, pembayaran dengan kartu kredit lebih praktis dan cepat.
Belanja Kamilia pada Harbolnas pertamanya mencapai sekitar Rp 180.000. Dia tertarik membeli pengering rambut (hair dryer) dan riasan wajah di Shopee karena ada potongan harga yang lebih dari 50 persen.
Kebiasaan membayar dengan layanan perbankan dalam keseharian menjadi alasan Ratih Prastika (20), karyawan swasta di Jakarta, memilih mobile banking dalam Harbolnas 2018. Dia menghabiskan sekitar Rp 150.000- 200.000 untuk berbelanja perias wajah di Sociolla.
Transfer bank menjadi pilihan Asy-syifaa Hs (19) untuk membayar belanjaannya dalam Harbolnas 2018 yang berkisar Rp 200.000 karena merasa lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya. Salah satu belanjaannya adalah buku dan dia membelinya di Grobmart.
Buku juga menjadi belanjaan Joshua Atmadja (21), karyawan usaha rintisan di Jakarta. Dia menghabiskan uang sekitar Rp 146.500 di situs Gramedia.com. "Metode pembayarannya menggunakan internet banking karena saat berbelanja menggunakan laptop dan tidak ada pilihan pembayaran nonperbankan," ucapnya.
Meskipun demikian, metode pembayaran dengan layanan nonperbankan juga ada peminatnya. Misalnya Nindya Ayu W (24), karyawan usaha rintisan di Bogor yang membayar belanjaannya dengan Gopay karena ada diskon tambahan. Dia pun dapat membeli earphone seharga Rp 145.000 di JD.id yang mulanya dibanderoll Rp 300.000.
Barang yang sama juga dibeli oleh Ignatius Raditya (22), karyawan usaha rintisan di Jakarta. "Harga awalnya Rp 350.000 dan saya membelinya dengan harga Rp 12.000 di Bukalapak. Membayarnya dengan Dana karena satu grup dengan tempat saya bekerja," ujarnya.
Lonjakan
Dalam rangka menghadapi lonjakan permintaan, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Monika Rudijono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 4.000 petugas di gudang. Petugas-petugas ini bekerja secara bergantian selama 24 jam. Sebelumnya, pada Harbolnas 2017, karyawan yang dikerahkan di gudang berkisar 3.500 orang.
Untuk tahun ini, kategori barang yang diminati konsumen Lazada masih sama dengan Harbolnas 2017, yakni busana, kesehatan dan kecantikan, serta elektronik. "Bedanya, tahun ini ada keseimbangan permintaan barang dalam kategori elektronik. Tahun lalu, hanya handphone yang menjadi juaranya. Tahun ini tidak hanya handphone tetapi juga laptop dan televisi memiliki andil yang hampir sama," tutur Monika.
Di sektor jasa, Public Relations Manager PT Global Tiket Network atau Tiket.com Metha Tri Rizka mengatakan, selama setengah hari Harbolnas 2018 berjalan, lonjakan kunjungan sudah mencapai 1,5 kali lipat dibanding hari biasa. "Target kenaikan transaksi kami selama Harbolnas 2018 berkisar 300 persen," ucapnya.
Adapun produk Tiket.com sepanjang Harbolnas 2018 yang transaksinya paling tinggi adalah produk penerbangan. Jasa penginapan menduduki posisi kedua.
Secara umum, Harbolnas 2018 digelar pada 11 - 12 Desember 2018. Sebelumnya, Ketua Panitia Harbolnas 2018 Ketua Harbolnas 2018 Indra Yonathan menyatakan, target transaksi sepanjang Harbolnas tahun ini mencapai Rp 7 triliun.
Harbolnas 2017 mencatatkan transaksi sebanyak Rp 4,7 triliun sepanjang 11 - 13 Desember 2018. Optimisme Indra terhadap angka target itu berdasarkan kenaikan transaksi daring dari tahun ke tahun serta bertambahnya jumlah peserta e-dagang dari 270 pelaku pada 2017 menjadi 300 pelaku.
Menanti kiriman
Meskipun menikmati potongan harga lebih dari 90 persen, Raditya tidak mendapatkan fasilitas ongkos kirim gratis. Dia harus membayar Rp 9.000 untuk pengiriman dan menunggu hingga 1 - 3 hari kemudian.
Sementara itu, Rizqi, Kamilia, Ratih, Asy-syifaa, Joshua, dan Nindya mendapatkan fasilitas ongkos kirim gratis. Namun, Joshua tidak mendapatkan informasi estimasi waktu belanjaannya sampai ke tangannya.
Menurut Asy-syifaa, ada risiko keterlambatan dengan fasilitas ongkos kirim gratis pada saat Harbolnas karena volume pengiriman meningkat pesan. "Saat Harbolnas 2017, belanjaan saya sampai dalam waktu sekitar sebulan," ucapnya.