JAKARTA, KOMPAS-- Peringatan Hari Belanja Online Nasional 2018 yang jatuh pada 12 Desember menjadi ajang menunjukkan kualitas layanan belanja dalam jaringan yang aman dan nyaman. Perusahaan perdagangan elektronik atau e-dagang yang berpartisipasi tidak semata-mata menawarkan promosi berupa diskon harga.
Tahun ini, tema yang diusung adalah Belanja untuk Bangsa.
CEO Zalora Indonesia Anthony Fung menyampaikan, kesadaran masyarakat terhadap peringatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) sudah tinggi. Situasinya berbeda dibandingkan dengan saat Harbolnas diselenggarakan pertama kali pada tujuh tahun lalu.
"Kini, kami memilih memberikan pelayanan yang baik disertai penawaran menarik untuk berbagai merek produk. Kami juga memperkuat tim yang mengurus layanan pascapenjualan agar selalu siap melayani pertanyaan atau keluhan konsumen," ujar Anthony, Selasa (11/12/2018), di Jakarta.
Anthony menceritakan, khusus pada Harbolnas, jam kerja 24 jam berlaku di gudang Zalora. Zalora Indonesia juga menambah sekitar 500 orang tenaga kerja di pergudangan untuk mengantisipasi lonjakan pesanan yang masuk, sarana pengepakan, dan pelatihan. Pelatihan diberikan kepada pekerja gudang dan layanan konsumen.
Pada periode promosi, 11 Desember, Zalora Indonesia menonjolkan merek mode lokal, antara lain The Executive, Berrybenka, Gobellini, Kamilaa by Itang Yunaz, dan Luire by Raden Sirait. Sementara, pemasaran pada 12 Desember menggabungkan merek lokal dan internasional.
Penyelenggaraan Harbolnas 2018 diikuti 300-an perusahaan di ekosistem industri e-dagang. Adapun di sektor jasa keuangan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT MidTrans turut terlibat dalam Harbolnas 2018.
Panitia Harbolnas 2018 menargetkan nilai transaksi hingga Rp 7 triliun.
Harbolnas ditetapkan pada 12 Desember sebagai festival berbelanja daring terbesar di Indonesia. Harbolnas pertama kali diadakan pada 2012, yang diikuti lima perusahaan e-dagang, antara lain, Lazada Indonesia, Zalora Indonesia, dan Blanja.com.
Pada 2013, pesertanya bertambah menjadi 22 perusahaan. Mereka yang berpartisipasi bukan hanya berkecimpung langsung di industri e-dagang, tetapi juga sektor pendukungnya.
Pelaksanaan Harbolnas 2017 merangkul sekitar 254 perusahaan di ekosistem industri e-dagang, dengan nilai transaksi Rp 4,7 triliun atau 4,2 kali lebih besar dari transaksi rata-rata harian.
Sosialisasi
Kendati pelaksanaan Harbolnas telah memasuki tahun ketujuh, Head of Corporate Communications and Public Affairs JD.ID Teddy Arifianto berpendapat, sosialisasi program tersebut kepada calon pembeli tetap harus dilakukan.
"Secara teknis, kami menyiapkan sistem pendukung untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas transaksi dan mencegah gangguan. Kami mempunyai tim khusus yang bertugas sebagai pengawas kecurangan dalam transaksi," kata dia.
Menurut Teddy, hal yang membedakan Harbolnas dari tahun ke tahun adalah tingkat kesadaran dan kepercayaan masyarakat yang membaik. Seiring dengan kondisi ini, perusahaan e-dagang menambah jenis produk, beradu kreativitas membuat promosi kegiatan, dan meningkatkan waktu persiapan dalam pelaksanaan Harbolnas.
Country Head ShopBack Indonesia Indra Yonathan menjelaskan, Harbolnas merupakan puncak pesta belanja daring, setelah program 9.9, 10.10, dan 11.11. ShopBack mengevaluasi pelaksanaan promosi sebelumnya, lalu hasilnya diterapkan untuk persiapan Harbolnas.
"Sistem teknologi penddukung harus andal. Tim layanan konsumen diminta siap 24 jam. Intinya, konsumen tetap harus nyaman berbelanja daring" ujarnya.
Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengemukakan, bagi perusahaan jasa pengiriman, Harbolnas juga menjadi salah satu masa puncak pengiriman barang. (MED)