JAKARTA, KOMPAS--Potensi pasar layanan keuangan berbasis teknologi atau teknologi finansial di Indonesia masih terbuka lebar, antara lain di segmen petani. Segmen ini sedang digarap perusahaan teknologi finansial Pohon Dana.
President Director PT Pohon Dana Indonesia, Khoe Yu Ek, mengatakan, kendati melayani seluruh segmen pasar, kini pihaknya fokus menggarap segmen petani di luar Jawa. Pendekatan dilakukan pada kelompok petani atau berbasis komunitas.
“Target ke depan, kami akan bekerja sama dengan petani jagung di Sulawesi,” katanya dalam konferensi pers peluncuran Pohondana.id, Rabu (12/12/2018), di Jakarta.
Sejak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2018, Pohon Dana telah menyalurkan pinjaman Rp 140 miliar. Segmen pasarnya beragam, baik korporat, kesehatan, pendidikan, maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari sekitar 60.000 peminjam, kebanyakan merupakan UMKM. Adapun rata-rata pinjaman yang disalurkan Rp 20 juta per peminjam.
Menurut Khoe Yu Ek, Pohon Dana berharap, izin dari OJK dapat terbit pada triwulan I-2019.
Secara terpisah, Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Financial Technology OJK Hendrikus Passagi ketika dikonfirmasi tidak mengiyakan maupun menolak mengenai pengajuan izin PT Pohon Dana Indonesia.
Direktur Mayapada Group Victoria Tahir mengatakan, masalah yang dihadapi penyelenggara layanan pinjaman berbasis teknologi antara lain isu suku bunga yang tinggi. (NAD)