Operasi Pasar Telur Ayam Ras Digelar di Tujuh Pasar
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Ketahanan Pangan menggelar operasi pasar telur ayam ras sebanyak 8 ton di Toko Tani Indonesia Centre dan 7 pasar di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Operasi pasar itu bertujuan menstabilkan harga telur ayam ras yang melambung selama dua minggu terakhir.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi memimpin pelepasan tujuh mobil bermuatan telur ayam ras dalam acara Gelar Pangan Murah Telur Ayam di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC), Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Acara itu dihadiri pula Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani dan Presiden Forum Peternak Layer Nusantara Musbar Mesdi.
Ada 8 ton telur yang dikirimkan TTIC dan tujuh pasar di DKI Jakarta. Ketujuh pasar itu adalah Pasar Cijantung, Kramat Jati, Jatinegara, Mampang Prapatan, Tebet Barat, Pademangan Timur, dan Pasar Grogol. Setiap pasar mendapat 1 ton telur ayam ras.
”Beberapa minggu ini harga telur naik, tetapi hanya di tingkat konsumen. Di tujuh pasar itu, harga telur cenderung tinggi, yaitu kisaran Rp 26.000 per kilogram-Rp 27.000 per kilogram. Padahal, harga telur menurut harga acuan penjualan di tingkat konsumen adalah Rp 23.000 per kilogram,” katanya.
Harga telur ayam ras itu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Dalam regulasi itu, harga acuan penjualan telur ayam ras di tingkat konsumen Rp 23.000 per kilogram. Adapun harga acuan pembelian telur ayam ras di tingkat peternak untuk batas bawah Rp 18.000 per kilogram dan batas atas Rp 20.000 per kilogram.
Menurut Agung, kenaikan harga telur ayam ras disebabkan sejumlah hal. Salah satunya adalah konflik kepentingan sejumlah pihak yang dinilai ingin mengambil keuntungan lebih dengan menaikkan harga telur menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
”Gelar Pangan Murah diharapkan dapat menstabilkan harga telur yang melambung bagi konsumen. Kami mau beri harga yang wajar kepada konsumen tanpa merugikan peternak,” kata Agung.
Sementara, Musbar mengapresiasi inisiatif BKP untuk melibatkan para peternak dalam kegiatan itu. Ia mengatakan, menjamin ketetapan harga yang terjangkau bagi masyarakat adalah tugas besar peternak dan pemerintah pada 2019, khususnya komoditas daging ayam dan telur ayam.
”Sebagai barang pokok penting, ayam dan telur harus bisa dibeli masyarakat. Barang pokok ini sangat penting dan strategis bagi masyarakat luas,” kata Musbar.
Pada kesempatan sama, Fini mengatakan, menjaga harga pangan sesuai harga acuan sangat penting. Dengan tetap mengacu pada harga acuan, masyarakat dan para peternak sama-sama diuntungkan. ”Jadi, harga acuan ini tetap menjawab tantangan di masyarakat, tetapi juga tetap menyejahterakan peternak,” kata Fini.
Evaluasi
BKP akan mengevaluasi efektivitas penggelontoran telur ayam ras secara berkala. Apabila harga telur ayam ras belum sesuai dengan harga acuan, BKP berencana kembali menggelontorkan telur ayam ras ke pasar-pasar tersebut.
”Kita lihat dulu apakah memberi 8 ton telur ini ada pengaruhnya atau tidak. Kalau masih belum, kami gelontorkan lagi,” kata Agung.
Fluktuasi harga telur ayam ras tidak hanya terjadi di DKI Jakarta. BKP mencatat, harga telur ayam ras di Sumatera Barat Rp 25.000 per kilogram, Sumatera Selatan Rp 23.000 per kilogram, dan di Kalimantan Barat Rp 22.000 per kilogram.
Agung mengatakan, Gelar Pangan Murah dapat diadakan di daerah-daerah lain apabila diperlukan untuk menstabilkan harga komoditas. Dia berharap harga pangan tetap terjaga agar Gelar Pangan Murah tidak perlu dilakukan di daerah.