Pemerintah Jamin Harga Pangan Stabil
Sejumlah harga pangan pokok, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, beras, dan cabai, mulai naik. Operasi pasar dan pasar murah menjadi solusi menstabilkan harga dan stok.
Jakarta, kompasPemerintah menjamin harga dan stok pangan stabil selama Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Apabila terjadi kenaikan harga dan kekurangan stok, pemerintah akan melakukan operasi pasar dan pasar murah.
Sejumlah bahan pokok yang mulai bergerak naik harganya adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, dan cabai merah keriting. Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan yang dikutip Kompas pada Minggu (16/12/2018), harga telur ayam di DKI Jakarta Rp 26.000 per kilogram (kg)-Rp 27.000 per kg sejak dua pekan terakhir dan harga daging ayam rata-rata Rp 35.000 per kg.
Sementara data Informasi Pangan Jakarta menunjukkan, harga beras kualitas medium III naik Rp 41 menjadi Rp 9.404 per kg dan kualitas medium II turun Rp 128 per kg menjadi Rp 10.715 per kg. Adapun harga cabai merah keriting rata-rata Rp 32.074 per kg.
Harga-harga sejumlah kebutuhan pokok itu berada di atas harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan pemerintah (HAP). HET beras medium di Jawa Rp 9.500 per kg dan HAP telur ayam ras dan daging ayam ras di tingkat konsumen masing-masing Rp 23.000 per kg dan Rp 34.000 per kg. HET itu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017, sedangkan HAP diatur dalam Permendag Nomor 96 Tahun 2018.
Untuk menstabilkan harga telur ayam ras dan beras medium, pemerintah telah menggelar pasar murah dan operasi pasar. Sabtu pekan lalu, Badan Ketahanan Pangan mengadakan Gelar Pangan Murah khusus telur ayam ras di Toko Tani Indonesia Center dan tujuh pasar di DKI Jakarta.
Ketujuh pasar itu adalah Pasar Cijantung, Kramatjati, Jatinegara, Mampang Prapatan, Tebet Barat, Pademangan Timur, dan Grogol.
”Kami telah menyalurkan 8 ton telur ayam ras ke delapan lokasi itu. Setiap lokasi mendapat 1 ton telur. Di tingkat konsumen nanti, harga telur diharapkan sesuai HAP, yaitu Rp 23.000 per kg,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi.
Agung mengatakan, sejak dua pekan terakhir, harga telur ayam ras melambung, yaitu Rp 26.000 per kg-Rp 27.000 per kg. Kenaikan harga telur itu diperkirakan karena ada pihak lain yang ingin mencari keuntungan lebih menjelang Natal.
Harga tersebut lebih tinggi dari HAP di tingkat konsumen, yakni Rp 23.000 per kg. Sementara, harga pembelian telur ayam ras di tingkat peternak adalah Rp 18.000 per kg pada batas bawah, sedangkan Rp 20.000 per kg pada batas atas.
”Kami akan mengevaluasi dampak penyaluran telur ayam ras itu secara berkala. Jika harganya belum sesuai HAP, kami akan kembali mengguyur pasar,” ujarnya.
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Risfaheri menambahkan, kenaikan harga daging ayam ras juga perlu dicermati menjelang hari raya Natal. Rata-rata harga daging ayam di DKI Jakarta saat ini Rp 35.000 per kg, padahal berdasarkan HAP Rp 34.000 per kg.
Di Sumatera dan Kalimantan Barat, harga dan pasokan daging ayam masih normal. Di sebagian wilayah Indonesia timur yang pasokan daging ayamnya didatangkan dari luar provinsi, harga daging ayam sedikit melebihi HAP.
”Harga telur ayam ras dan daging ayam cenderung naik memasuki Natal. Menjelang Tahun Baru, kami perkirakan harga kembali normal. Jika melambung terlalu tinggi, kami akan bekerja sama dengan peternak untuk memasok pasar dan memotong rantai distribusi,” katanya.
Presiden Forum Peternak Layer Nusantara Musbar Mesdi mengapresiasi inisiatif Badan Ketahanan Pangan melibatkan para peternak untuk menstabilkan harga.
Ia mengatakan, menjamin ketetapan harga yang terjangkau bagi masyarakat merupakan tugas besar bagi peternak dan pemerintah pada 2019, khususnya pada komoditas berupa daging ayam dan telur ayam.
Beras
Sejak pekan terakhir November 2018, pemerintah bekerja sama dengan Perum Bulog, PT Food Station Tjipinang Jaya, dan para pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, memasok beras medium ke pasar-pasar-pasar tradisional. Hal itu guna menstabilkan harga beras medium yang bergerak naik pada musim paceklik ini.
Food Station dan PIBC, melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, telah meminta Bulog memasok beras medium 100.000 ton untuk menjaga stabilitas harga hingga Maret 2019. Pekan lalu, operasi pasar beras medium sudah berjalan dengan jumlah beras yang digelontorkan ke pasar 2.000 ton. Pada tahap kedua, pasar akan diguyur beras medium lagi 2.700 ton.
”Beras medium operasi pasar itu harganya Rp 8.100 per kg di Bulog, Rp 8.500 per kg di PIBC, dan Rp 9.000 per kg di pasar-pasar turunan PIBC. Di PIBC, harga beras medium juga mulai turun dari Rp 9.225 per kg menjadi Rp 8.500 per kg,” ujar Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi.
Per 15 Desember 2018, stok akhir beras di PIBC 52.544 ton. Stok beras sebanyak itu masih terjaga di atas batas aman 30.000 ton. Kebutuhan beras DKI Jakarta 2.500-3.000 ton per hari.
Adapun Bulog mencatat, stok beras milik pemerintah 2,4 juta ton. Stok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Maret 2019. (HEN/E07)