JAKARTA, KOMPAS - Perkembangan teknologi digital di sektor keuangan memiliki tantangan untuk memberi layanan keuangan bagi masyarakat seluas-luasnya, termasuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Upaya edukasi dibutuhkan untuk masyarakat yang belum terjangkau keuangan digital.
Chief Growth Officer PT Digiasia Bios Subir Lohani, Rabu (19/12/2018), mengatakan, tantangan untuk menyasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam teknologi finansial (tekfin) adalah edukasi. Dia menilai edukasi perlu dilakukan agar bisnis mikro mulai menjalankan usahanya secara nontunai.
"Jika sektor itu tidak didigitalisasi, tidak nontunai, perekonomian tidak akan berjalan ke arah nontunai," ujar Subir.
Digiasia Bios adalah salah satu perusahaan tekfin di Indonesia, yang kini juga menyasar UMKM, dengan model bisnis ke bisnis ke konsumen. Artinya, Digiasia bekerja sama dengan institusi bisnis lain, baru kemudian berhubungan langsung dengan konsumen.
Salah satu tekfin yang cukup marak di Indonesia saat ini adalah pinjam-meminjam uang antarpihak berbasis teknologi informasi. Hal ini memudahkan masyarakat untuk melakukan peminjaman dana dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan gawai.
Fenomena yang semakin berkembang ini dapat diterima masyarakat Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan mencatat, jumlah pinjaman pada Oktober 2018 mencapai Rp 15,99 triliun dengan jumlah pemberi pinjaman sebanyak 182.895 (Kompas, 18/12/2018).
Angka tersebut membuat perusahaan yang bermain di tekfin ingin menyasar pasar yang lebih luas, seperti UMKM yang disasar Digiasia. Di Surabaya, Digiasia bekerja sama dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) untuk melakukan pelatihan dan kegiatan bagi kaum perempuan.
Edukasi juga dibutuhkan untuk memberi pemahaman terhadap pinjam meminjam uang antarpihak berbasis teknologi. Kepercayaan calon pemberi pinjaman di platform digital perlu juga dibangun dengan edukasi.
Dalam hal ini, PT Amartha Mikro Fintek mencoba bekerja sama dengan bank untuk ikut andil dalam pinjam-meminjam daring berbasis aplikasi. “Pemberi pinjaman Amartha mayoritas sepanjang tahun ini masih kategori individual. Namun, kita juga membangun kerja sama dengan institusi secara bertahap, misalnya dengan Bank Permata sejak awal tahun ini,” kata Founder dan Chief Executive Officer PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan Garuda Putra, dalam diskusi media di Jakarta (Kompas, 11/12/2018).