JAKARTA, KOMPAS -- Harga telur dan daging ayam pada hari terakhir di 2018 jauh melebihi harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan persediaan jagung sebagai bahan baku utama pembuat pakan.
Pemerintah telah mengatur harga pangan yang terbaru dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018. Dalam praturan itu disebutkan, harga acuan telur ayam di tingkat konsumen sebesar Rp 23.000 per kilogram dan daging ayam sebesar Rp 34.000 per kilogram. Harga ini ditetapkan ketika harga jagung sekitar Rp 4.500.
Menurut data dari Informasi Pangan Jakarta, sejak Oktober 2018 harga kedua komoditas itu terus merangkak naik. Pada awal Oktober misalnya, rata-rata harga daging ayam di seluruh pasar di DKI berada pada kisaran Rp 35.441 per kilogram.
Daging ayam pernah menyentuh harga terendah pada 1 Oktober 2018 yaitu sebesar Rp 34.724 per kilogram. Sementara, untuk capaian harga tertinggi, harga daging ayam pernah menyentuh harga Rp 45.000 per kilogram. Ini terjadi pada dua pekan terakhir di Desember 2018.
Sementara harga rata-rata telur pada awal Oktober 2018 sempat berada di bawah harga acuan Permendag, yaitu Rp 22.064 per kilogram. Kemudian bergerak naik pada November Rp 22.460 dan berakhir pada Rp 25.833 di hari terakhir 2018. Harga telur di beberapa pasar seperti Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat serta Pasar Pos Pengumben, Jakarta Barat dalam dua pekan terakhir sempat menyentuh angka Rp 28.000 per kilogram.
Amin (40), salah satu pedagang telur ayam di Pasar Pos Pengumben mengatakan kenaikan harga sudah terjadi sejak dari tingkat peternak. Ia menjual telur dengan harga Rp 27.500 pada hari itu. Selisih Rp 500 dari harga jual rata-rata telur di hari tersebut.
"Kata agen harganya memang sudah naik sejak dari peternak. Dari peternak katanya sudah Rp 23.000 - Rp 24.000. Dengan biaya ongkos kirim sekitar Rp 1.500, agen menjual ke kami harga Rp 24.500 atau Rp 25.500," tutur Amin saat ditemui di kiosnya Senin (31/12/2018).
Sementara, Heru (29) penjual daging ayam mengatakan harga ayam naik tajam sejak awal Desember 2018. Dari Oktober hingga November, harga daging ayam dikatakan Heru naik perlahan.
"Harga daging ayam di pasar ini mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 50.000. Kata agen, harga pakannya naik, makanya jadi naik tajam. Ya maklum lah, sudah biasa naik kalau akhir tahun," kata Heru.
Presiden Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi saat dihubungi, Senin (31/12/2018) mengatakan, kebiasaan harga pangan naik jelang akhir tahun harusnya bisa diantisipasi. Sebab, hal ini sudah terjadi berulang-ulang.
"Harusnya pemerintah itu antisipasi. Ini kan sudah jadi kebiasaan. Harusnya bisa jadi pembelajaran," tutur Musbar.
Musbar menyesalkan adanya pembatasan impor jagung dan bahan baku pembuat pakan lainnya. Sebab, impor memang perlu dilakukan untuk menekan kenaikan harga produksi.
Beberapa hari yang lalu sempat diberitakan sebagian besar dari 100.000 ton jagung pakan yang diimpor dari Brasil sudah tiba dan dibagikan ke peternak. Namun, peternak menilai pembagiannya kurang tepat.
Musbar berharap pemerintah belajar dari apa yang terjadi selama 2018. Ia meminta pemerintah memetakan kondisi cuaca, seperti durasi musim kemarau yang akan berpengaruh terhadap masa panen jagung. (KRISTI DWI UTAMI)