SURABAYA, KOMPAS — Pertumbuhan pariwisata Indonesia dianggap terbaik di Asia Tenggara. Pengelolaan penginapan sebagai salah satu bisnis penting dalam pariwisata masih menjanjikan. Untuk itu, Indonesia tetap diminati sebagai tempat investasi bisnis pengelolaan penginapan berbasis platform pemesanan dalam jaringan internet.
Penilaian bahwa pariwisata di Indonesia, khususnya Jawa Timur, masih memuaskan diutarakan manajemen RedDoorz, platform pemesanan penginapan dalam jaringan (online), saat jumpa pers di Surabaya, Kamis (24/1/2019).
RedDoorz berbasis di Singapura dengan pengelolaan 12 properti di sana, 70 properti di Filipina, dan 50 properti di Vietnam. Indonesia adalah ”basis” utama bisnis dengan pengelolaan 425 properti berupa hotel, pemondokan, losmen, dan rumah di 30 kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang setara dengan 13.600 kamar.
Country Manager RedDoorz Indonesia Mohit Gandaz mengungkapkan ambisi perusahaan ini untuk mengembangkan bisnis dengan target mencapai 1.000 properti yang setara dengan 30.000 kamar sampai dengan akhir 2019. Untuk itu, RedDoorz akan mencari dan mengelola properti penginapan di 35 kabupaten/kota sebagai tempat baru.
Di Jawa Timur, RedDoorz mengelola 65 properti di Surabaya (30 properti), Batu, Malang, Jember, dan Banyuwangi. Tahun ini, mereka akan menambah jaringan di lima kabupaten/kota lagi. Yang sudah pasti diincar adalah Pasuruan dan Probolinggo, sedangkan tiga daerah lainnya belum dipastikan.
RedDoorz berambisi mengelola hingga 200 properti atau setara 5.000 kamar di Jatim, yang mana target diharapkan tercapai pada akhir tahun. ”Kami menargetkan bisa menambah properti tiga kali lipat tahun ini,” ujar Mohit.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Sinarto dalam kesempatan terpisah sebelumnya pernah mengungkapkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim pada 2018 mencapai 690.509 orang.
Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 624.721 orang. Tahun lalu, Jatim dikunjungi 70,217 juta wisatawan Nusantara. Jumlah ini sudah melampaui target tahun ini yang 55,761 juta orang.
”Tahun ini, kami menargetkan mampu mendatangkan 1 juta turis asing ke Jatim, sedangkan target turis domestik sudah terlampaui,” kata Sinarto. Untuk mencapai target, Pemprov Jatim meluncurkan Calendar of Event 2019 yang terdiri atas 367 acara budaya dan pariwisata setahun ini di 38 kabupaten/kota.
Beberapa di antaranya disarankan Tim Kurator Kementerian Pariwisata, yakni Majapahit International Travel Fair, Yadnya Kasada dan Eksotika Bromo, Jember Fashion Carnival, Malang Flower Festival, dan International Tour de Banyuwangi Ijen.
Vice President Operations RedDoorz Adil Mubarak mengatakan, pertumbuhan pariwisata Indonesia di Asia Tenggara merupakan yang tertinggi. Di Asia, dalam penelitian RedDoorz, pertumbuhan pariwisata Indonesia ada di urutan enam.
Seiring dengan hal itu, perjalanan bisnis RedDoorz di Indonesia pun amat menggembirakan. Di Surabaya, RedDoorz beroperasi sejak 2016 dengan tak sampai 5 properti. Cuma dalam kurun dua tahun, properti yang dikelola RedDoorz di Surabaya naik enam kali lipat (30 properti) atau hampir separuh dari 65 properti di Jatim.
”Dalam setahun, peningkatan properti yang kami kelola naik tiga kali lipat. Untuk itu, kami targetkan rata-rata peningkatan jumlah properti ke depan minimal tiga kali lipat,” kata Adil.
Fernanda Reza Muhammad, pemilik properti RedDoorz @ Mayjen Sungkono, Surabaya, mengatakan, sebelum bermitra dengan perusahaan daring itu, tingkat hunian di propertinya kurang dari 40 persen.
Meski propertinya tidak berada di tepi jalan raya, manajemen RedDoorz menerapkan pengelolaan berbasis mutu dan pelayanan prima. ”Sejak 2016 rata-rata tingkat hunian di tempat saya naik menjadi di atas 65 persen,” katanya dalam jumpa pers.
Klaim senada diutarakan Fergi Raktion, putri pemilik RedDoorz Plus @Raya Sengkaling, Batu. Ia mengatakan baru menjalin kemitraan dengan RedDoorz pada Oktober 2018. ”Saya merasakan sendiri tingkat okupansinya di atas 70 persen. Ini buat saya luar biasa,” ujarnya.