SURABAYA, KOMPAS – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen mengoptimalkan proyek eksplorasi dan eksploitasi sumber minyak dan gas di wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa). Hal itu untuk memenuhi target produksi hulu minyak secara nasional sebanyak 750.000 barrel per hari.
Kepala SKK Migas Jabanusa Ali Masyhar saat Diskusi Hulu Migas, Rabu (30/1/2019) di Surabaya mengatakan, produksi hulu minyak nasional tahun ini ditargetkan sebanyak 750.000 barrel per hari. Dari jumlah itu, sebanyak 40 persen di antaranya berasal dari wilayah Jabanusra.
“Meskipun proyeksi produksi masih hampir sama, kami berupaya untuk terus melakukan eksplorasi atau menggali potensi sumber-suber minyak baru, yang diharapkan pada 2022 produksi nasional kita bisa mencapai 1 juta barrel per hari,” katanya.
Meskipun proyeksi produksi masih hampir sama, kami berupaya untuk terus melakukan eksplorasi atau menggali potensi sumber-suber minyak baru, yang diharapkan pada 2022 produksi nasional kita bisa mencapai 1 juta barrel per hari
Ali mengakui produksi minyak nasional masih belum cukup memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga masih harus melakukan impor. Oleh sebab itu sumur-sumur minyak yang ada harus dioptimalkan agar bisa mengurangi ketergantungan impor.
Hingga saat ini, Indonesia baru mampu memproduksi minyak bumi sekitar 46 persen dari kebutuhan yang mencapai 1,6 juta barel per hari. Sehingga Indonesia harus melakukan impor minyak untuk memenuhi kekurangan minyak tersebut.
“Menang ada kekurangan antara jumlah produksi dengan konsumsi sehingga mau tidak mau harus impor. Ketika harga minyak dunia naik, dollar mulai naik, itu yang menyebabkan harga minyak fluktuatif,” ucap Ali.
Ali menuturkan, ada beberapa proyek eskploitasi minyak yang sedang dikerjakan di wilayah Jabanusra. Beberapa di antaranya yakni Lapindo Brantas di lapangan Metro Jombang, Energi Mineral Langgeng (EML) di lapangan Saronggi Sumenep Madura, Pertamina Hulu Energi (PHE) di Tuban, serta Pertamina EP Cepu di Alas Dara dan Lapangan Kemuning (ADK) Blora.
“Untuk Lapindo Bratas diperkirakan pada 20 Februari ini sudah mulai tahap pengeboran. Mereka juga akan mengeksploitasi sumur di Jombang dan Sumenep,” katanya.
Selain itu, masih ada proyek eksplorasi yang dilakukan Saka Energi di Lapangan Sidayu, Tambak Boyo, Pangkah Kulon di Gresik, yang diperkirakan bisa memproduksi 100 -200 mmscfd, serta Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) di Lapangan Kedung Keris Bojonergoro yang diharapkan bisa memproduksi 10.000 BOPD.