Aplikasi Grab telah diunduh di lebih dari 125 juta perangkat bergerak, memberikan akses kepada lebih dari 8 juta mitra pengemudi, pedagang, dan agen di kawasan Asia Tenggara. Grab sudah menyelesaikan lebih dari 2,5 miliar perjalanan sejak didirikan pada 2012. Grab bisa diakses di 235 kota yang tersebar di delapan negara.
Kini, pada aplikasi Grab terdapat beragam layanan, seperti Grab Ride, Grab Car, Grab Food, Grab Express, dan Grab Fresh. Mulai triwulan I-2019, Grab menghadirkan layanan kebutuhan perjalanan wisata dan medis.
Mengutip Crunchbase.com, total putaran pendanaan yang diraih Grab telah mencapai 19 kali. Nilai keseluruhan suntikan modal mencapai 6,8 miliar dollar AS.
Sebagai salah satu pendirinya, sosok Anthony Tan lebih populer. Meski demikian, Hooi Ling Tan, sebagai sesama pendiri, sejatinya mempunyai peran tak kalah penting sepanjang perjalanan operasional bisnis Grab.
Berikut ini petikan wawancara Hooi Ling Tan dengan Kompas, beberapa waktu lalu.
Sebagai sesama pendiri, apakah pengalaman Anda sebagai perempuan di industri teknologi mempunyai suara penting dalam arah perkembangan bisnis Grab?
Sejujurnya, saya merasa beruntung bisa berada di Grab. Pendiri Grab adalah Anthony dan saya. Ini bisa dikatakan suara imbang antara perempuan dan laki-laki. Kami tidak pernah membahas hal seperti itu. Kami berdua selalu berdiskusi bagaimana terus melahirkan fitur-fitur baru sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Secara kebetulan, kami berdua memang sudah memiliki pandangan yang sama mengenai kesetaraan jender untuk tumbuh kembang industri teknologi informasi komunikasi. Kesamaan perspektif inilah yang kami terapkan dalam menjalankan operasional Grab. Kami selalu sepakat, saat merekrut karyawan baru, kami akan mengutamakan pertanyaan apakah calon pegawai memiliki pemikiran berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Sumbangsih apa yang ingin dia berikan.
Bagaimana pendapat Anda mengenai representasi perempuan di industri teknologi informasi?
Representasi perempuan dilihat dari sisi kuantitas dan kualitas. Di Grab, persentase karyawan perempuan dibandingkan dengan laki-laki sudah mencapai 40 persen. Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata industri, yakni sekitar 30 persen. Sekali lagi, penekanan kami adalah kesetaraan. Hal yang kami tonjolkan adalah kemampuan, pemikiran, serta kontribusi karyawan. Secara kualitas, kami berupaya menempatkan perempuan di jajaran struktural. Di Indonesia, jabatan kepala operasional sudah diisi perempuan, misalnya di Grab Ride, Grab Car, dan Grab Express.
Untuk bidang-bidang pekerjaan yang biasanya maskulin, kami berusaha menambah kuota karyawan perempuan. Namun, kenyataannya sulit karena suplai lulusan dari perguruan tinggi tidak banyak. Kami pernah mendiskusikan persoalan ini ke universitas, seperti MIT dan National University of Singapore.
Langkah konkret yang dilakukan Grab?
Kami mencari talenta perempuan berbakat dari mana saja. Terjun ke sejumlah perguruan tinggi di Asia Tenggara. Kami mempromosikan internet mendukung kesetaraan. Teknologi digital untuk kesetaraan akses ekonomi perempuan dan laki-laki. Masih banyak orang menilai, untuk sampai ke tujuan itu tidak mudah. Mengoperasikan teknologi atau lebih-lebih berinovasi akan sangat rumit. Kami mengubah penilaian itu.
Anda menyebut teknologi digital untuk kesetaraan. Bagaimana penerapannya ke luar, kepada konsumen Grab?
Mayoritas pengguna layanan di platform Grab adalah perempuan. Sepanjang 2018, kami berhasil menekan kecurangan layanan sampai di bawah 1 persen. Kecurangan ada bermacam-macam, misalnya pesanan palsu. Sempat konsumen mengeluhkan pembatalan dari pengemudi sendiri, atau sudah pesan, tetapi layanan tak kunjung datang. Jangan sampai kejadian tersebut berulang.
Kemudian, pengembangan tampilan atau pengoperasian fitur dibuat sedemikian sederhana sehingga mudah digunakan.
Konsep ekonomi berbagi, seperti ride sharing, masih menjadi perdebatan, khususnya apakah konsep ini benar-benar mendorong kesejahteraan. Pada praktiknya di Indonesia, saya kerap menemukan keluhan pengemudi terhadap penetapan tarif tidak mempertimbangkan kelompok mereka. Bagaimana pendapat Anda?
Kami sebisa mungkin menciptakan peluang ekonomi bagi para mitra. Contohnya, agen Kudo kini dapat menerima pendaftaran mitra pengemudi baru. Berbagai fitur layanan berbasis transportasi, seperti Grab Express dan Grab Food, diciptakan untuk menambah pemasukan pengemudi.
Grab sekarang telah menjangkau sekitar 8 juta pengusaha mikro, sebutan lain bagi para mitra kami. Kami menargetkan 100 juta pengusaha mikro sampai lima tahun mendatang. Setelah mengakuisisi Uber, kami semakin mudah memenuhi target itu. Melalui Grab Pay, misalnya. Di Asia Tenggara, kami telah mengantongi enam lisensi uang elektronik.
Kami kembangkan Grab Pay sebagai sarana menghubungkan pengusaha mikro ke layanan perbankan.
Apa strategi jangka panjang Grab?
Sejak Juni 2018, kami telah menetapkan visi ”Super App”. Bersama investor global dan lokal, kami akan terus melahirkan fitur baru sesuai dengan siklus hidup manusia, dari bangun hingga kembali tidur malam. Jadi, kami tidak akan sekadar menyediakan layanan transportasi . (MEDIANA)