SIDOARJO, KOMPAS-Landasan di Bandar Udara Juanda Surabaya, kembali bermasalah. Setelah sebelumnya landas hubung yang terkelupas, kini giliran landas pacu. Mitigasi penerbangan menjadi kunci selain perbaikan fisik landasan, mengingat Juanda merupakan bandara dengan frekuensi lalu lintas tinggi.
General Manajer Bandara Juanda Heru Prasetyo mengatakan kerusakan pada landas pacu Bandara Juanda dilaporkan oleh pilot Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6391 rute Jakarta (CGK)-Surabaya pada pukul 08.40. Kerusakan terjadi di dekat titik pendaratan pesawat atau Touchdown Runway 10. Adapun dimensi kerusakannya mencapai 3,5 x 1,2 x 0,05 meter.
“Akibat kerusakan itu, landas pacu tidak bisa digunakan untuk aktivitas pendaratan maupun penerbangan pesawat. Seluruh operasional bandara pun ditutup,” ujar Heru Prasetyo.
Pihak Angkasa Pura I selaku pengelola bandara kemudian mengerahkan tim teknik untuk memperbaiki kerusakan. Proses perbaikan memakan waktu tiga jam dan selesai pada pukul 12.00. Bersamaan dengan selesainya perbaikan, operasional penerbangan pun dibuka kembali.
Heru mengatakan perbaikan yang dilakukan selama tiga jam itu sifatnya sementara pada dimensi seluas 4,6 x 1,8 x 0,05 meter. Kamis malam setelah operasional penerbangan selesai baru akan dilakukan perbaikan secara permanen. Kendati perbaikannya bersifat sementara namun pihaknya menyatakan kondisi landasan layak dan memenuhi prosedur standar.
Terkendala hujan
Titik kerusakan pada landas pacu sebenarnya sudah diketahui oleh pengelola bandara sejak tanggal 2 Febuari lalu. Jenis kerusakannya potholes (lubang) pada sambungan melintang runway. Selanjutnya dilakukan perbaikan darurat pada 3 Febuari. Perbaikan permanen belum bisa dilaksanakan karena kendala hujan yang terus mengguyur wilayah Sidoarjo.
“Dikarenakan hujan terus, terjadi rembesan air (infiltrasi) pada celah runway yang rusak sehingga menggerus fungsi perekatnya,” kata Heru.
Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardi Hanggoro mengatakan sedikitnya ada 11 penerbangan menuju bandara Juanda yang terdampak dengan rincian tujuh divert (pengalihan pendaratan) ke Bandara Ngurah Rai Denpasar dan Bandara Ahmad Yani Semarang.
Selain itu ada satu penerbangan yang return to based dan tiga penerbangan return to apron. Dampak lainnya ada puluhan penerbangan yang mengalami penundaan keberangkatan baik rute domestik maupun rute internasional. Sebagai gambaran, frekuensi penerbangan total rata-rata di Bandara Juanda mencapai 34 pesawat per jam atau 340-440 per hari.
Mitigasi penerbangan
Sementara itu Manajer Perencanaan dan Evaluasi Operasi Air Navigation Surabaya Aji Kuspitono mengatakan pascadibukanya kembali bandara juanda, pihaknya langsung melakukan mitigasi untuk memulihkan kembali arus lalu lintas penerbangan. Caranya dengan mengatur ulang slot atau frekuensi penerbangan dan memaksimalkan kapasitas slot yang ada.
“Pertama, mengumumkan kepada pihak maskapai agar meninjau ulang jadwal penerbangannya yang tidak beroperasi namun terdaftar pada slot antara pukul 12.00-23.00. Jadwal penerbangan yang tidak terpakai itu akan diisi oleh maskapai lain yang terdampak penundaan penerbangan,” kata Aji.
Pada operasional awal setelah dibuka kembali, pihaknya mengakomodir pesawat yang terdampak terlebih dahulu. Slot yang belum maksimal dimaksimalkan. Misalnya pada jam 13.00 slot yang terisi hanya 24 penerbangan dimaksimalkan menjadi 34 penerbangan.
Mengingat padatnya lalu lintas penerbangan di Juanda dan untuk mengakomodir semua penerbangan yang terjadwal pada Kamis, pengelola serta pemangku kebijakan lainnya juga sepakat memperpanjang waktu operasional bandara selama satu jam.
“Biasanya operasional Juanda ditutup pada 23.00 karena ada pekerjaan perbaikan landasan sampai pukul 04.00. Namun khusus hari ini operasional bandara dibuka sampai pukul 24.00 untuk mengantisipasi efek domino dari penundaan jadwal penerbangan karena kerusakan landasan,” ucap Aji.
Selain itu untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan landasan, dilakukan pengecekan secara rutin sebanyak dua kali setiap hari pada siang pukul 13.00 dan dini hari.
Sering
Kejadian kerusakan landas pacu kali ini sejatinya menambah panjang frekuensi kerusakan landasan di Bandara Juanda. Sebelumnya terjadi kerusakan landas hubung (taxi way) pada 12 Desember 2018. Akibat kerusakan itu roda bagian belakang (mainwheel) pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-264 rute Surabaya-Balikpapan amblas di landas pacu.
Dua hari sebelumnya, 10 Desember 2018 juga terjadi kerusakan di landas hubung (taxi way) Bandara Juanda yang mengakibatkan roda pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-316 rute Surabaya-Banjarmasin, mengalami stuck (tidak bisa digerakkan). Roda belakang pesawat amblas di aspal area taxi out.
Jauh sebelum itu, tepatnya 20 Mei 2018 terjadi kerusakan pada aspal landas pacu Bandara Juanda yang mengakibatkan pesawat Lion Air JT 922 rute Surabaya-Denpasar gagal terbang karena roda depan (nosewheel) amblas.
Kerusakan diduga karena hujan deras yang terus mengguyur sehingga menggerus lapisan aspal landasan. Pekerjaan overlay atau perkerasan aspal sudah dilakukan sejak 2017 dan masih berlangsung sampai sekarang karena harus dilakukan bertahap serta pada jam tidak ada lalu lintas penerbangan.
Dari total panjang landasan 3.000 meter, pekerjaan perkerasan pada tahap awal ini direncanakan sepanjang 1.700 meter. Sisanya sepanjang 1.300 meter akan dilanjutkan pada periode 2019-2020. PT AP I selaku pengelola bandara sudah menyiapkan anggarannya.