Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim ekspor komoditas pertanian meningkat tajam empat tahun terakhir. Beberapa komoditas tersebut seperti beras premium, jagung, dan bawang merah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim ekspor komoditas pertanian meningkat tajam empat tahun terakhir. Beberapa komoditas tersebut seperti beras premium, jagung, dan bawang merah.
"Ekspor komoditas pertanian pada 2014 tercatat 33 juta ton. Tahun lalu, jumlahnya mencapai 42 juta ton. Ini adalah peningkatan luar biasa. Artinya, program kita sudah berada di jalurnya," ujar Amran saat menghadiri panen raya di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Selain berdialog dengan petani, Amran juga membagikan bantuan sekitar Rp 24 miliar kepada petani dan warga miskin Indramayu.
Amran tidak merinci jumlah dan jenis komoditas pangan yang diekspor. "Yang jelas, kami akan berusaha meningkatkan ekspor pertanian," lanjutnya.
Amran juga mengklaim pendapatan domestik bruto dari sektor pertanian meningkat tajam. Menurut dia, dalam empat tahun terakhir kontribusi sektor pertanian untuk PDB melonjak dari Rp 994 trilun menjadi Rp 1.462 triliun.
"Ini luar biasa, FAO (Badan Pangan Dunia) saja mengapresiasi pertanian kita. Seharusnya kita juga begitu. Ini yang jarang diberitakan" ujar Amran. Hal serupa juga disampaikan saat mengunjungi Kabupaten Cirebon, Jabar, pekan lalu.
Menurut dia, peningkatan ekspor dipicu pemerintah dalam menyediakan alat mesin pertanian atau alsintan kepada petani. Di Indramayu yang memiliki lahan sawah lebih dari 116.000 hektar, misalnya, pihaknya memberikan 2.257 unit alsintan seperti traktor dan mesi perontok padi.
"Selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kami sudah mendistribusikan 600.000 unit alsintan. Dulu, hanya 4.000 unit per tahun," ujar Amran. Aneka bantuan itu, lanjutnya, juga berasal dari penghematan anggaran di Kementan.
Peningkatan ekspor dipicu pemerintah dalam menyediakan alat mesin pertanian atau alsintan kepada petani
Meskipun terjadi peningkatan ekspor, sejumlah kalangan mengamati impor pangan juga bertambah. Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa memaparkan, dalam empat tahun terakhir, impor 21 komoditas subsektor tanaman pangan di Indonesia meningkat dari 18,2 juta ton pada 2014 menjadi 22 juta ton pada 2018. Adapun enam komoditas utama sektor pangan, yaitu beras, gandum, kedelai, bawang putih, ubi jalar, dan jagung, ditambah satu komoditas perkebunan, yaitu gula, juga naik (Kompas,19/2/2019).
Tokoh petani tebu Cirebon Anwar Asmali mengatakan, impor gula telah memukul petani. "Harga gula jatuh terus di bawah Rp 9.700 sesuai harga Bulog. Kami meminta impor gula dikendalikan oleh negara, pemerintah," ujarnya.