Mitra Go-Jek Dilatih Kelola Keuangan dan Berwirausaha
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Go-Jek berupaya mengembangkan keterampilan para mitra pengemudi, termasuk dalam mengelola keuangan dan berwirausaha. Topik pelatihan yang diwadahi dalam kegiatan bertajuk Bengkel Belajar Mitra (BBM) tersebut disesuaikan dengan hasil survei kebutuhan mitra.
”Dari 645 mitra yang kami survei, sebanyak 90 persen berminat bisa mencari tambahan pendapatan dari hobi mereka,” kata Vice President Transport Marketing Go-Jek Monita Moerdani di Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Monita mengatakan, Bengkel Belajar Mitra sejak Oktober 2018 telah melatih 1.000 mitra lebih di lima kota, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Go-Jek menggandeng sejumlah pihak yang dinilai kredibel dan memiliki keahlian masing-masing sebagai narasumber pelatihan.
Topik pelatihan secara umum terbagi dua, yakni berkaitan dengan pengembangan layanan prima dan pengembangan kemampuan diri.
Pengembangan layanan prima diwujudkan melalui pelatihan bahasa Inggris, pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pelatihan otomotif, dan pelatihan antikekerasan seksual. ”Pelatihan bahasa Inggris, misalnya, penting bagi mitra saat mendapatkan konsumen berkewarganegaraan asing,” ujar Monita.
Adapun pelatihan pengembangan kemampuan diri berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan kewirausahaan. Go-Jek bermitra dengan Jouska dalam pelatihan pengelolaan keuangan tersebut. ”Kami adalah perusahaan independen perencanaan keuangan,” kata Co-CEO Jouska Farah Dini.
Sebagai perusahaan independen, kata Farah, Jouska bukan menjual produk, melainkan layanan dengan lebih berfokus pada keuangan personal. Layanan dimaksud mencakup cara pengelolaan keuangan, menentukan investasi atau asuransi yang cocok, dan lainnya.
”Tugas kami adalah memberikan pendapat dan opini dengan menyesuaikan kebutuhan mereka. Jadi, mereka tidak bingung lagi. Apalagi tawaran produk keuangan di luar sana banyak sekali,” kata Farah.
Farah menuturkan, fokus pelatihan adalah manajemen risiko yang merupakan basis perencanaan keuangan. ”Kalau tidak bisa mengelola arus kas, jangan harap bisa ngomongin investasi dan segala macam,” katanya.
Menurut Farah, Bengkel Belajar Mitra pun memberikan gambaran agar para mitra Go-Jek mengetahui arti penting memiliki dana cadangan.
Director Siaga Ivan Muliadi mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Go-Jek untuk melatih keterampilan terkait dengan P3K bagi para mitra. Pelatihan berkaitan pula dengan upaya memitigasi risiko kecelakaan.