BANYUWANGI, KOMPAS — Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk mengalokasikan belanja modal tahun 2019 sebesar Rp 7,5 triliun. Lebih dari 50 persen dari alokasi itu dipakai untuk memperluas pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi ke luar Jawa.
Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan Bin Ahmad Tajudin, di sela-sela pertemuan media nasional, Kamis (4/4/2019) malam, di Banyuwangi, Jawa Timur, mengatakan, sejak dua tahun terakhir, perusahaan memang fokus memperluas pangsa pasar ke luar Jawa. Penggunaan belanja modal lebih besar diarahkan pada pembangunan infrastruktur ke wilayah itu.
”Pada tahun lalu, misalnya, sebagian besar total belanja modal Rp 6,5 triliun diarahkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur di luar Jawa. Kami menaikkan nilai belanja modal tahun 2019 dengan tujuan yang sama.
Hasilnya pun mulai tampak. Dia menggambarkan, pendapatan layanan seluler XL Axiata dari pasar luar Jawa pada 2018 tumbuh 15 persen.
Mohamed mengemukakan, industri telekomunikasi seluler tahun 2018 tumbuh negatif 7,4 persen dibandingkan sebelumnya. Untuk pertama kalinya, industri telekomunikasi mengalami pertumbuhan seperti itu.
Beberapa faktor menjadi penyebab, antara lain dimulainya kebijakan wajib registrasi nomor prabayar dengan data tunggal kependudukan, penurunan pendapatan layanan pesan pendek dan suara seiring peningkatan data, serta persaingan tidak sehat.
Akan tetapi, kondisi industri telekomunikasi diprediksi pulih tahun 2019. Proyeksinya, industri tumbuh positif meskipun hanya satu digit sekitar 4 persen. Kembali memperluas pembangunan infrastruktur ke luar Jawa dirasa pas dengan momentum itu.
Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengungkapkan, peluang menggarap pasar layanan selular luar Jawa masih besar. Arus lalu lintas konsumsi pelanggan luar Jawa baru 19 persen.
Dari belanja modal 2019, dia mengatakan akan dipakai menambah panjang jaringan tulang punggung serat optik yang saat ini dimiliki baru sekitar 45.000 kilometer. Alokasi berikutnya adalah membangun jaringan akses di beberapa titik sasaran pasar baru dengan memanfaatkan jaringan tulang punggung Palapa Ring.
Menurut dia, perusahaan telah memetakan titik wilayah mana saja yang bisa dibangun jaringan akses dengan memanfaatkan jaringan tulang punggung Palapa Ring. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, misalnya, XL Axiata sudah memanfaatkan ruas jaringan tulang punggung Palapa Ring Paket Barat. Perusahaan telah mempertimbangkan memakai Palapa Ring Paket Tengah dan Paket Timur juga.
”Contohnya adalah untuk membangun infrastruktur jaringan akses seluler di Ambon dan Jayapura,” kata Yessie.
Dia menambahkan, seluruh pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi baru akan memakai teknologi akses 4G, termasuk di luar Jawa. Dia lantas mencontohkan kondisi di Nusa Tenggara Timur yang kini 21 kabupatennya sudah terlayani 4G LTE XL Axiata.
Khusus di kawasan timur Indonesia, total jaringan data XL Axiata telah melayani pelanggan di 150 kota/kabupaten di Jawa timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Adlan menegaskan, perusahaan terus bertransformasi menuju operator telekomunikasi seluler yang fokus utamanya adalah bisnis data (data centric). Pemasaran layanan paket data seluler diikuti promo solusi internet terintegrasi.