PALU, KOMPAS — Investasi di Provinsi Sulawesi Tengah tidak sepenuhnya terpengaruh karena gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi, enam bulan lalu. Minat investasi ke daerah itu tetap tinggi. Meski demikian, mitigasi menjadi perhatian agar investor nyaman dalam membangun usaha.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sulteng, sepanjang Juli 2018-Februari 2019, total estimasi nilai investasi mencapai Rp 440 triliun. Terbesar di Kabupaten Morowali Rp 163 triliun, lalu Kota Palu Rp 145 triliun, dan Banggai Rp 56 triliun.
Angka itu merupakan nilai rencana investasi berdasarkan data di sistem online single submission (OSS). Target realisasi 2019 sebesar Rp 20 triliun, lebih kurang sama dengan tahun lalu.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyampaikan dengan merujuk pada nilai investasi pada OSS target Rp 20 triliun bisa terpenuhi. ”Betul bahwa empat kabupaten/kota terkena bencana lalu, tetapi masih ada sembilan kabupaten lain yang punya potensi untuk menarik investasi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Longki seusai membuka acara Forum Investasi Sulteng di Palu, Sulteng, Selasa (9/4/2019).
Bahkan, menurut dia, tahun ini di Palu ada sejumlah perusahaan yang mau membangun pabriknya. Jadi, bencana yang tahun lalu terjadi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekonomi Sulteng.
Betul bahwa empat kabupaten/kota terkena bencana lalu, tetapi masih ada sembilan kabupaten lain yang punya potensi untuk menarik investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Meskipun diterjang bencana akhir September 2018, pertumbuhan ekonomi Sulteng tercatat 6,3 persen. Pascagempa, inflasi sempat ke angka 2,27 persen. Per Januari 2019, inflasi jadi 0,21 persen. Dengan masuknya investasi, prediksi pertumbuhan ekonomi Sulteng 2019 ada di angka 6,8 persen. Penyumbang utama investasi masih sektor pertambangan, terutama di Morowali dan Banggai.
Lima perusahaan
Khusus di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, lima perusahaan telah mendaftar untuk berinvestasi. Kelimanya akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan industri setelah Pemilu dan Pemilihan Presiden 2019. Kelima perusahaan itu mengolah mangan, tembaga, dan kelapa. Sejauh ini, di KEK Palu yang diresmikan pada 2016 baru dua perusahaan yang beroperasi.
Terkait dengan mitigasi, Longki menyatakan bahwa pihaknya menjelaskan kondisi kerentanan Sulteng terhadap gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi kepada investor. Industri tak boleh dibangun di zona merah, yakni zona terlarang untuk pembangunan hunian ataupun aktivitas ekonomi lainnya.
Direktur Utama PT Bangun Palu Sulteng, pengelola KEK Palu, Mulhanan Tombolotutu menambahkan, untuk mitigasi, bersama dengan Dewan Nasional KEK akan disusun panduan agar pengelolaan dan perusahaan menyediakan sarana-prasarana untuk mitigasi.
KEK Palu berada di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Palu. Kawasan industri agak jauh dari tepi pantai, sekitar 1 kilometer.