Cegah Peredaran Uang Palsu, Bank Indonesia Kenalkan Uang Asli di Kampung Laut
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto menggelar sosialisasi dan mengenalkan uang asli kepada warga masyarakat di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pengenalan terhadap uang asli perlu ditingkatkan untuk mencegah peredaran uang palsu di masyarakat.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto menggelar sosialisasi dan mengenalkan uang asli kepada warga masyarakat di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pengenalan terhadap uang asli perlu ditingkatkan untuk mencegah peredaran uang palsu di masyarakat.
”Uang palsu sebenarnya ada di mana-mana, peredarannya bahkan cenderung di tempat-tempat sepi karena orang di tempat sepi jarang menerima uang. Kondisi ini bagi pelaku mudah untuk mengelabui masyarakat dengan uang palsu,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Agus Chusaini di Kampung Laut, Cilacap, Rabu (10/4/2019).
Desa Klaces di Kampung Laut terpisah dengan Pulau Jawa oleh Perairan Segara Anakan. Dari Dermaga Sleko, Cilacap, perlu waktu tempuh sekitar 2 jam untuk menyeberang menggunakan perahu motor. Kecamatan Kampung Laut terdiri atas 4 desa dan dihuni oleh sekitar 14.000 jiwa. Adapun di Desa Klaces dihuni 500 keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 1.200 orang. Sebagian besar warga bekerja sebagai petani dan nelayan.
”Di sini memang belum ada bank. Kehadiran Bank Indonesia membantu masyarakat membedakan mana uang palsu dan asli. Memang, terkait dengan perekonomian, seperti ke pasar, warga harus menempuh waktu 2 jam ke Cilacap atau 20 menit untuk menyeberang ke Majingklak, Pangandaran,” kata Camat Kampung Laut Nurindra.
Cara membedakan uang
Pada kegiatan sosialisasi yang dihadiri lebih dari 300 warga dan pelajar di Kampung Laut, tim Bank Indonesia mengenalkan cara membedakan uang palsu dan asli, yaitu dengan dilihat, diraba, dan diterawang. Uang palsu cenderung lebih halus dan warnanya tidak tajam, apalagi saat diterawang gambar pahlawan terkesan tidak proporsional atau aneh.
Di sini memang belum ada bank. Kehadiran Bank Indonesia membantu masyarakat membedakan mana uang palsu dan asli. Memang, terkait dengan perekonomian, seperti ke pasar warga harus menempuh waktu 2 jam ke Cilacap atau 20 menit untuk menyeberang ke Majingklak, Pangandaran.
Selain mengenalkan cara membedakan uang asli dan palsu, Bank Indonesia juga memberi layanan penukaran uang lusuh dengan uang baru. Bank Indonesia membawa uang senilai Rp 164 juta terdiri dari pecahan Rp 20.000 sebanyak 80 juta, pecahan Rp 10.000 sebanyak 40 juta, Rp 5.000 sebanyak 30 juta, pecahan Rp 2.000 sebanyak 10 juta, dan pecahan Rp 1.000 sebanyak 4 juta.
”Di sini susah cari uang pecahan. Biasanya dapat uang receh dari pedagang keliling yang datang. Baru kali ini ada layanan penukaran uang. Senang karena uangnya bagus masih baru-baru,” kata Siti Patonah (25), salah satu warga pemilik warung di Desa Klaces, yang menukarkan uang sebanyak Rp 300.000.
Agus berharap masyarakat semakin melek keuangan dan geliat perekonomian di Kampung Laut kian bertumbuh. Selain dari sektor pertanian dan perikanan tangkap, potensi ekonomi yang sedang dikembangkan adalah pengolahan makanan ringan dari buah mangrove serta kerajinan batik tulis khas Kampung Laut.
”Yang penting di Klaces atau Kampung Laut ini perekonomian dibangkitkan. Kalau ada bisnis banyak, pasti bank karena bank itu ingin ambil manfaat dari bisnis,” ujar Agus.
Di bawah naungan kelompok batik Mekar Canting, ada 30 warga sebagian besar adalah ibu rumah tangga Desa Klaces yang memproduksi batik tulis dalam binaan Pertamina. Per bulan, kelompok ini bisa memproduksi sekitar 30 lembar batik cap dan 5-7 lembar batik tulis.
”Motif khas batik Kampung Laut adalah motif kepiting, udang, dan mangrove. Harga batik tulis Rp 250.000 per lembar dan batik cap Rp 100.000-Rp 150.000 per lembar. Penjualannya masih di sekitar Cilacap karena terkendala transportasi dan komunikasi. Di sini susah sinyal,” kata Sodikin ketua kelompok Mekar Canting.
Pada kesempatan itu, Bank Indonesia juga memberikan sejumlah bantuan alat kebersihan buat mushala dan buku-buku serta rak bagi perpustakaan desa juga sekolah.