JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero), lewat sejumlah anak usahanya, berhasil menambah cadangan minyak dan gas bumi dari sejumlah lapangan di dalam negeri. Tahun ini, dari keseluruhan sumur yang menjadi prioritas Pertamina, ada 27 sumur eksplorasi dan 319 sumur produksi yang dibor. Untuk program eksplorasi, Pertamina menganggarkan dana 200 juta dollar AS atau setara Rp 2,8 triliun.
”Hingga triwulan I-2019, Pertamina Hulu Energi (anak usaha Pertamina) mengidentifikasi adanya sumber daya minyak sebanyak 500 juta barel dari sumur Benewangi (Kabupaten Siak, Riau). Selanjutnya, Pertamina EP (anak usaha Pertamina) berhasil menemukan cadangan migas di sumur Randuwangi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebanyak 15 juta barel setara minyak,” kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu dalam keterangan resmi, Rabu (10/4/2019).
Mengutip data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sepanjang 2018 lalu terdapat 216 wilayah kerja migas di Indonesia. Dari jumlah tersebut, wilayah kerja eksplorasi sebanyak 91 wilayah. Tahun ini, target produksi minyak adalah 775.000 barel per hari dan produksi gas 1,2 juta barel setara minyak per hari.
Sepanjang 2018, angka reserve replacement ratio atau tingkat pengembalian cadangan sebesar 105,6 persen. Artinya, dari setiap 1 barel minyak mentah yang dikuras, penemuan cadangan baru sedikit lebih banyak atau sebesar 1,056 barel. Angka itu belum cukup untuk memenuhi konsumsi bahan bakar minyak nasional yang mencapai 1,5 juta barel sampai 1,6 juta barel per hari. Pasalnya, produksi minyak 2018 sebanyak 778.000 barel per hari.
”Indonesia memang masih net importer minyak, tetapi gas sudah net exporter. Kuncinya ada di eksplorasi (untuk menemukan cadangan baru). Penemuan baru sangat diperlukan, khususnya penemuan berskala besar,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.