PLN Batam menjamin pasokan listrik di Batam, Kepulauan Riau akan kembali normal pada 5 Mei 2019. Pemadaman bergilir terpaksa dilakukan selama dua bulan terakhir akibat PLTG Panaran, PLTU Tanjung Kasam, dan PLTGU Tanjung Uncang mengalami gangguan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS – PLN Batam menjamin pasokan listrik di Batam, Kepulauan Riau kembali normal pada 5 Mei 2019. Pemadaman bergilir terpaksa dilakukan selama dua bulan terakhir akibat PLTG Panaran, PLTU Tanjung Kasam, dan PLTGU Tanjung Uncang mengalami gangguan.
Direktur Utama PLN Batam Dadan Kurniadipura, Selasa (30/4/2019), mengatakan, gangguan pada tiga pembangkit listrik tersebut mengakibatkan pasokan daya berkurang 160 megawatt (MW). Kapasitas daya PLN Batam normalnya mencapai 570 MW untuk melayani kebutuhan daya sebesar 450 MW.
“Sebenarnya kemampuan PLN Batam cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat kalau saja semua pembangkit bekerja normal. Namun, di luar rencana, tiga pembangkit itu mengalami gangguan dalam waktu yang berdekatan dan beruntun,” kata Dadan.
Pemadaman listrik bergilir itu memicu reaksi keras dari para pelaku industri di Batam. Putusnya aliran listrik secara tiba-tiba di tengah proses produksi merusak barang yang dihasilkan. Akibat alur yang produksi terganggu itu ribuan karyawan juga dipulangkan.
Ini tanggung jawab kami, yang sekarang kami pikirkan adalah bagaimana pemadaman ini cepat diatasi berapa pun biaya yang dibutuhkan. Miliaran rupiah diluarkan PLN per minggu agar pasokan listrik lancar karena kami tidak ingin hal ini berlanjut
Ketua Himpunan Kawasan Industri Kepuluan Riau OK Simatupang mengatakan, pelaku industri percaya PLN akan menepati janji. Mereka mengapresiasi usaha PLN yang transparan menjelaskan penyebab defisit daya dan upaya yang telah dilakukan untuk segera mengatasinya.
“Investor sangat khawatir jika pemadaman berlanjut. Namun, setelah bertemu dengan PLN, kami mendapat kepastian defisit daya segera diatasi dalam waktu dekat,” kata Simatupang.
Dadan menjelaskan, saat ini pengganti turbin rusak untuk PLTG Panaran yang dipesan dari Skotlandia sudah tiba di Batam. Proses pemasangan dan pengecekan diperkirakan membutuhkan waktu dua hingga tiga hari.
“Ini tanggung jawab kami, yang sekarang kami pikirkan adalah bagaimana pemadaman ini cepat diatasi berapa pun biaya yang dibutuhkan. Miliaran rupiah diluarkan PLN per minggu agar pasokan listrik lancar karena kami tidak ingin hal ini berlanjut,” ujar Dadan.
Selain perbaikan, Dadan mengatakan PLN Batam dalam setahun ke depan berencana menambah daya 65 MW. Adapun pada 2022, PLN Batam berencana membangun PLTU yang mampu menghasilkan daya 200 MW. Hal itu diharapkan menjadi jaminan bagi pelaku industri agar tetap berinvestasi di Batam.