Pemprov NTB Undang Importir Buah Manggis ke Lombok
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengundang importir dan investor yang bersedia menaman modal untuk membangun rumah produksi dan rumah kemas produksi pertanian, seperti buah manggis asal Lombok. Dengan adanya rumah kemas, manggis asal pulau bisa diekspor langsung keluar negara tujuan.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengundang importir dan investor yang bersedia menanam modal untuk membangun rumah produksi dan rumah kemas produksi pertanian, seperti buah manggis asal Lombok. Dengan adanya rumah kemas, manggis asal Lombok bisa diekspor langsung negara tujuan.
”Produksi manggis Lombok, khususnya, selama ini diekspor lewat Bali sehingga tercatat sebagai komoditas ekspor Bali karena NTB belum memiliki rumah kemas yang menjadi syarat manggis diterima di pasar ekspor,” kata Kepala Dinas Perdagangan NTB Selly Handayani pada Minggu (12/5/2019) di Mataram.
Menurut Selly, selama ini komoditas ekspor, seperti manggis, termasuk produk kerajinan tidak langsung diekspor ke negara tujuan, tetapi melalui daerah lain, seperti Bali dan Surabaya (Jatim), yang kemudian mengirim kepada pembeli di luar negeri.
Hal ini dilakukan karena surat keterangan asal barang (SKA) atau certificate of original diterbitkan provinsi yang mengekspor sehingga barang itu tercatat sebagai mata dagang ekspor provinsi tersebut meski barang itu berasal dari NTB.
Semoga tahun ini surat keterangan asal barang untuk manggis, mangga, dan mungkin rambutan bisa dari NTB.
Tidak tercatat
Menurut Selly, pengiriman seperti itu berjalan bertahun, menjadikan komoditas asal NTB yang berkontribusi untuk ekspor tidak tercatat dalam neraca perdagangan nasional. Berdasarkan pengalaman itu, NTB ”jemput bola” menemui pengekspor dan melakukan pendampingan kepada petani. ”Semoga tahun ini surat keterangan asal barang untuk manggis, mangga, dan mungkin rambutan bisa dari NTB,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah NTB Rosiyadi Sayuti menyatakan dukungan untuk akselerasi komoditas ekspor asal NTB, seperti manggis. Pemprov NTB menyediakan lahan untuk membangun rumah kemas yang pembangunannya ditargetkan mulai Mei 2019.
Oleh sebab itu, Kepala Dinas Pertanian NTB Husnul Fauzi mengundang investor dan importir membangun rumah kemas agar beberapa komoditas pertanian dan hortikultura dari Lombok bisa diekspor langsung ke negara tujuan. Namun, baru satu investor yang membuat fasilitas pendukung dan melakukan ekspor manggis dari daerah itu. ”Kemarin ada peluncuran pengiriman manggis dari Lombok langsung ke Korea Selatan di Kantor Pos Mataram,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan NTB 2018, manggis asal Lombok yang dikirim ke Bali sekitar 100 ton, senilai Rp 4 miliar. Namun, setelah melalui proses sortir, yang layak diekspor ke China sekitar 60 persen.
China melakukan seleksi ketat terhadap komoditas yang diekspor. Misalnya, tidak ada jamur dan semut, serta buah terhindar dari getah kuning manggis. Saat dipanen, manggis tidak boleh sampai jatuh.
Susah cari manggis sekarang karena panen manggis di Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada, Lombok Barat, bulan November-Februari. Ini manggis yang justru dari Bali.
Sentra budidaya manggis di NTB adalah beberapa desa di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Warga menanam manggis di kebun dan pekarangan rumah. Tiap petani memiliki 50 batang pohon manggis yang bisa dipanen dua kali setahun dan sekali panen menghasilkan 30 kilogram. Harga manggis per kg Rp 15.000, tetapi pedagang buah di Mataram menjualnya Rp 20.000 per kg.
”Susah cari manggis sekarang karena panen manggis di Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada, Lombok Barat, bulan November-Februari. Ini manggis yang justru dari Bali,” kata Sahdi, penjual buah-buahan di Cakranegara, Kota Mataram. Padahal, manggis asal kecamatan itu bercita rasa khas.
Karena kekhasan itu, Kementerian Pertanian pada September 2006 melepas manggis Lingsar sebagai varietas unggul dan kini diincar eksportir. Kekhasan manggis ini antara lain buahnya relatif besar, kulit buahnya merah kehitaman, daging buahnya putih bersih dengan rasa manis, cepat berproduksi, serta mampu beradaptasi dengan baik di dataran tinggi dan rendah.