Pengembangan Hortikultura Diharapkan Jadi Solusi Atasi Kemiskinan Pedesaan
Budidaya tanaman hortikultura diharapkan bisa jadi salah satu solusi untuk mengatasi kemiskinan di pedesaan Jawa Timur yang angkanya masih tinggi. Petani dituntut inovatif dan kreatif menciptakan produk yang berkualitas dan unik sehingga memiliki nilai tambah tinggi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Budidaya tanaman hortikultura diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemiskinan di pedesaan Jawa Timur yang angkanya masih tinggi. Petani dituntut inovatif dan kreatif agar mereka tidak saja mampu menciptakan produk yang berkualitas, tetapi juga unik sehingga memiliki nilai tambah tinggi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tingkat pengangguran terbuka di wilayahnya mencapai 15,2 persen. Terbanyak berada di wilayah pedesaan. Berdasarkan latar belakang pendidikan, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) mendominasi jumlah pengangguran terbuka di Jatim.
Salah satu upaya mengatasi pengangguran terbuka di wilayah pedesaan adalah dengan mengembangkan potensi yang dimiliki, seperti pertanian. Berdasarkan hasil kunjungannya ke petani di Kabupaten Tuban, sektor pertanian hortikultura cukup diminati generasi muda atau generasi milenial. Budidaya melon dianggap memiliki prospek lebih bagus dibandingkan padi.
”Petani di Tuban berhasil membudidayakan melon dengan kualitas super. Melon ini memiliki harga jual Rp 6.000 per kilogram,” ujar Khofifah saat panen melon prima di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Desa Lebo, Sidoarjo, Rabu (15/5/2019).
Petani di Tuban berhasil membudidayakan melon dengan kualitas super. Melon ini memiliki harga jual Rp 6.000 per kilogram.
Kesuksesan petani melon di Tuban sejatinya masih bisa dikembangkan lagi. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim berhasil membudidayakan melon varietas Golden Langkawi yang mendapat sertifikasi Prima 3 sehingga berdaya jual lebih tinggi. Harganya mencapai tiga kali lipat dari melon super atau sekitar Rp 18.000 per kilogram, bahkan di supermarket harganya Rp 44.000 per buah.
Melon prima ini memiliki prospek pasar lebih bagus karena tidak hanya diminati pasar dalam negeri, tetapi juga pasar ekspor. Dengan sentuhan teknologi, buah melon ini bisa dikreasikan menjadi bentuk kotak, bulat, bahkan bentuk hati. Rasa buahnya manis, segar, dan renyah.
Khofifah mengakui, memang diperlukan tambahan modal untuk membudidayakan melon prima. Namun, nilai tambah yang diperoleh petani jauh lebih besar dan pangsa pasarnya menjanjikan. Oleh karena itu, dia berharap petani melon tertarik mengonversi sebagian lahannya untuk mengembangkan budidaya melon prima.
Sebagai gambaran, melon prima hasil panen UPT Pelaksana Teknis Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura telah lama diterima di pasar modern. Salah satu supermarket buah dan sayuran di Kota Surabaya rutin memesan 600 buah hingga 800 buah setiap kali panen. Masa tanam berlangsung tiga bulan.
Jadi pusat pengembangan
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Prasetyo mengatakan, UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang diresmikan pada 2006 awalnya hanya kebun yang menjadi pusat studi pengembangan agribisnis dan hortikultura. Pihaknya kemudian mengembangkan teknologi bidang agribisnis, tanaman pangan, dan hortikultura.
UPT tersebut juga kerap menjadi percontohan atau sekolah lapang bagi petani yang ingin mengembangkan usaha budidaya dengan sistem modern. Tak hanya itu, lembaga ini melayani uji tanah, agrowisata, penelitian, hingga jasa konsultasi agribisnis.
Total ada delapan kebun yang dikelola, salah satunya kebun di Desa Lebo seluas 6 hektar yang ditanami tanaman hortikultura. Di tempat inilah dikembangkan teknologi pertanaman melon yang dilakukan secara modern di dalam screen house, dilengkapi irigasi tetes sehingga hemat air dan penggunaan pestisida kimia seminimal mungkin.
Total luas screen house ini mencapai 3.200 meter persegi dengan jumlah tanaman 3.412. Adapun varietas melon yang ditanam adalah Golden Langkawi. Agar pertumbuhan buahnya maksimal, satu tanaman hanya satu buah yang dibesarkan. Rerata hasil panen satu buah melon memiliki berat 2-4 kilogram.