Tersambung Trans-Jawa, Volume Kendaraan Tol Cipali Diprediksi Meningkat
Kepadatan kendaraan di Tol Cipali diprediksi meningkat 12 persen sebelum dan sesudah Lebaran. Hal itu karena tahun ini ruas tol itu jadi gerbang utama yang tersambung dengan Trans-Jawa. Pengendara pun diminta waspada.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Kepadatan kendaraan di Tol Cikopo-Palimanan, atau Cipali, diprediksi meningkat 12 persen sebelum dan sesudah Lebaran. Hal itu karena tahun ini ruas tol tersebut menjadi gerbang utama yang tersambung dengan Trans-Jawa. Pengendara pun diminta waspada saat melintasi titik rawan kecelakaan yang dipetakan.
Menurut catatan PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Tol Cipali, saat puncak arus mudik pada H-5 Lebaran 2018, volume kendaraan yang melintasi Tol Cipali sebanyak 90.686 unit.
Sementara saat arus balik yang terjadi pada H+3 Lebaran totalnya 94.597 kendaraan. Prediksi distribusi volume kendaraan pada Lebaran 2019 meningkat menjadi 106.997 unit pada arus mudik dan 109.560 unit pada arus balik.
General Manager Operasional PT Lintas Marga Sedaya Suyitno Sari, Kamis (16/5/2019), mengatakan, adanya peningkatan volume kendaraan disebabkan, antara lain, mulai tersambungnya Tol Copali dengan Trans-Jawa dan adanya pengguna moda transportasi udara yang beralih ke transportasi darat karena pertimbangan harga.
Peningkatan volume kendaraan disebabkan, antara lain, mulai tersambungnya Tol Copali dengan Trans-Jawa dan adanya pengguna moda transportasi udara yang beralih ke transportasi darat karena pertimbangan harga.
Untuk mencegah terjadinya kepadatan di Gerbang Tol Palimanan Utama, pihaknya akan mengoperasikan 14 gardu tambahan. Idealnya pada kondisi normal hanya diaktifkan 12 gardu. Dengan demikian, total gardu yang aktif sebanyak 26.
”Adapun tenaga petugas tol yang disiapkan sebanyak 78 orang untuk melayani transaksi pengguna dan 18 orang disiagakan untuk mengatur arus lalu lintas,” ujar Suyitno.
Titik rawan
Berdasarkan data Unit Patroli Jalan Raya Polda Jawa Barat, sepanjang tahun 2018 ada 1.197 kejadian kecelakaan lalu lintas di Tol Cipali. Dari jumlah itu, terdapat korban meninggal 71 orang, korban luka ringan 887 orang, dan korban luka berat 243 orang.
Menurut Kepala Unit Patroli Jalan Raya Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Azis Syarifudin, ada beberapa titik rawan kecelakaan di Tol Cipali yang perlu diperhatikan pengendara, antara lain Km 114, Km 142, Km 116, Km 137, Km 129, Km 79, Km 138, Km 141, dan Km 124.
Kecelakaan itu disebabkan berbagai faktor, yakni kendaraan, manusia, dan cuaca. Faktor kondisi jalan dinilai Azis menjadi pemicu kecelakaan. Menurut dia, kondisi jalan di Tol Cipali cenderung bergelombang, kurang penerangan, dan tidak ada pembatas jalan tengah.
Bahkan, ruas sebelah kiri maupun kanan jalan row-nya terlalu curam. Sementara kecelakaan karena faktor cuaca antara lain kendaraan terbalik akibat genangan air dan tabrakan beruntun saat hujan deras.
Upaya pencegahan yang dilakukan Unit IX Tol Cipali Polda Jabar adalah memasang stiker di belakang bak truk yang bertuliskan hati-hati dan kurangi kecepatan, memasang imbauan di videotron di pintu masuk Gerbang Tol Subang, Gerbang Tol Kalijati, dan pemasangan lampu strobe pada lima titik.
Suyitno menambahkan, upaya antisipasi kecelakaan lalu lintas di ruas titik rawan adalah penambahan pemasangan tanda peringatan dini (rumble dot) di batas bahu jalan luar dan dalam, tali baja (wire rope) di median, lampu strobe di median, penambahan pagar pengaman jalan (guard rail), dan pembuatan pos pantau di beberapa lokasi.