Kepadatan di Jalur Pantura Kota Pekalongan Diantisipasi
Pertemuan arus antara kendaraan pemudik dan kendaraan penduduk lokal berpotensi menimbulkan kepadatan di jalur pantura Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Sebab, jalur pantura di Kota Pekalongan berada di tengah kota.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Pertemuan arus antara kendaraan pemudik dan kendaraan penduduk lokal berpotensi menimbulkan kepadatan di jalur pantura Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Sebab, jalur pantura di Kota Pekalongan berada di tengah kota.
Berbeda dengan daerah lain, jalur pantura di Kota Pekalongan berada di tengah kota. Hal itu memungkinkan arus kendaraan pemudik yang melalui jalur nontol akan bertemu dengan kendaraan penduduk lokal. Pertemuan kedua arus tersebut berpotensi menyebabkan kepadatan.
Kepala Dinas perhubungan Kota Pekalongan Slamet Prihantono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan rekayasa pengalihan arus di sejumlah jalan di dalam kota. Ia menuturkan, rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan saat masa mudik Lebaran mendatang adalah pengalihan arus.
”Apabila jalur pantura padat, kami menyiapkan dua alternatif jalan dalam kota yang bisa dilewati pemudik yang menuju ke timur (Semarang) dan selatan (Purwokerto). Dua jalan alternatif tersebut adalah Jalan KH Mas Mansyur hingga Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Hayam Wuruk,” ujar Slamet, Jumat (17/5/2019) di Kota Pekalongan.
Tak hanya pertemuan arus antara kendaraan pemudik dan kendaraan masyarakat setempat, adanya pelintasan sebidang kereta api dan parkir liar di sekitar pusat perbelanjaan juga berpotensi menyebabkan kepadatan.
Untuk mengatasi hal itu, dinas perhubungan berencana menyediakan kantong parkir tambahan di sekitar pusat perbelanjaan serta menyarankan kendaraan yang akan melewati pelintasan agar mengambil jalan alternatif.
Apabila jalur pantura padat, kami menyiapkan dua alternatif jalan dalam kota yang bisa dilewati pemudik yang menuju ke timur (Semarang) dan selatan (Purwokerto), yakni Jalan KH Mas Mansyur hingga Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Hayam Wuruk.
Di pelintasan sebidang pantura Jalan KH Mas Mansyur, biasanya kereta melintas setiap 12 menit sekali. Pada masa mudik Lebaran, kereta akan melintas setiap 7 menit sekali. Hal itu disebabkan oleh beroperasinya kereta-kereta tambahan.
Rian (31), warga yang tinggal tak jauh dari pelintasan tersebut, mengatakan, pada hari biasa antrean kendaraan setiap ada kereta melintas bisa mencapai 1,5 kilometer. Pada masa mudik, Rian memperkirakan antrean kendaraan bisa 2-2,5 kilometer.
”Setiap tahun, pelintasan ini selalu menjadi penyebab kemacetan pada saat arus mudik. Selain karena ada kereta yang melintas, jalanan di pelintasan ini berlubang sehingga pengendara harus mengurangi kecepatan kendaraannya untuk menghindari lubang,” ucap Rian.
Menurut Rian, beberapa waktu belakangan, perbaikan jalan yang berlubang di sekitar pelintasan sudah dilakukan. Jumat siang, jalanan yang sudah diperbaiki tersebut tampak bergelombang.
”Setelah jalan ditambal, sebaiknya tidak boleh dilintasi kendaraan bertonase berat dulu. Supaya aspalnya mengeras dahulu. Sayangnya, kendaraan-kendaraan itu dibiarkan melintas sehingga jalanan yang sudah ditambal kembali bergelombang,” kata Rian.
Pemudik sepeda motor
Selain pemudik yang menggunakan mobil pribadi, pemudik sepeda motor juga menjadi fokus perhatian Kepolisian Resor Pekalongan Kota. Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Pekalongan Kota Muhammad Yogi Prawira mengatakan, pada mudik Lebaran tahun lalu, ada dua kecelakaan kendaraan roda dua. Ia berharap, tahun ini tak ada lagi kejadian serupa.
”Di Kota Pekalongan ada salah satu ruas jalan yang dapat dikategorikan rawan kecelakaan lalu lintas, yakni di Jalan Dr Soetomo. Hal itu disebabkan adanya beberapa jalan yang berlubang di daerah tersebut,” ucap Yogi saat dihubungi dari Kota Pekalongan, Jumat malam.
Untuk meminimalkan potensi kecelakaan pada pemudik, Polres Pekalongan Kota menyediakan check point atau tempat istirahat bagi pemudik sepeda motor. Check point tersebut berada di halaman Markas Brimob Kalibanger, Kecamatan Pekalongan Timur.
Untuk alasan keamanan, tidak usah membawa barang-barang yang berlebihan saat mudik menggunakan sepeda motor.
Di tempat tersebut, kendaraan roda dua khususnya yang bernomor polisi dari luar daerah Pekalongan akan diberhentikan untuk beristirahat. Polisi juga menyediakan tenda untuk beristirahat, mushala, dan toilet di tempat check point tersebut.
Yogi mengimbau pemudik sepeda motor mempersiapkan kondisi fisik sebelum mudik dengan cara makan, minum, dan istirahat yang cukup. Pengemudi kendaraan roda dua juga diminta beristirahat tanpa menunggu lelah terlebih dahulu.
”Untuk alasan keamanan, tidak usah membawa barang-barang yang berlebihan saat sedang mudik menggunakan sepeda motor. Sebaiknya, barang-barang yang sekiranya diperlukan di kampung halaman bisa dikirimkan terlebih dahulu menggunakan jasa ekspedisi sehingga kendaraan tidak kelebihan muatan dan pemudik nyaman,” tutur Yogi.
Kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk mudik sebaiknya dicek terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mudik. Pemudik sepeda motor harus bisa memastikan semua bagian kendaraan bekerja dengan baik dan siap dipakai untuk perjalanan jarak jauh.