Harga sejumlah bahan pokok di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan sekitarnya belum stabil di tingkat bawah. Harga beberapa bahan berangsur turun, tetapi harga sejumlah barang, seperti kemiri dan gula, merangkak naik. Intervensi pemerintah dibutuhkan agar harga tidak melonjak tajam.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Harga sejumlah bahan pokok di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan sekitarnya belum stabil di tingkat bawah. Harga beberapa bahan berangsur turun, tetapi harga sejumlah barang, seperti kemiri dan gula, merangkak naik. Intervensi pemerintah dibutuhkan agar harga tidak melonjak tajam.
Harga beberapa bahan pokok mulai berangsur turun setelah mengalami kenaikan tajam beberapa waktu lalu. Bawang putih yang sempat menyentuh harga Rp 80.000 per kilogram turun menjadi Rp 45.000-Rp 50.000 per kg. Harga bawang merah yang sebelumnya Rp 55.000-Rp 60.000 per kg kini berada di kisaran Rp 35.000-Rp 40.000 per kg.
Waginah (43), pedagang di Pasar Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, menyampaikan, harga bawang mulai turun sejak lima hari lalu. Harga yang awalnya melonjak tinggi berangsur turun. Meski begitu, harga belum stabil dan masih berubah setiap harinya.
”Sudah mulai turun, tetapi belum stabil. Ini imbasnya juga ke pedagang karena pembeli tidak banyak lagi belanjanya. Dulu biasa beli 1 kg, sekarang tinggal setengah atau seperempat,” ucap Waginah, Rabu (22/5/2019).
Untuk satu karung bawang putih, lanjutnya, ia harus merogoh kocek sekitar Rp 500.000. Padahal, sebelum puasa, harganya Rp 300.000. Satu karung yang biasanya seberat 20 kilogram kali ini hanya 18 kg.
Sudah mulai turun, tetapi belum stabil. Ini imbasnya juga ke pedagang karena pembeli tidak banyak lagi belanjanya. Dulu biasa beli 1 kg, sekarang tinggal setengah atau seperempat.
Pedagang lain, Hasse (43), menuturkan hal yang sama. Ia mengeluhkan harga yang berubah cepat dan tidak stabil. ”Bawang itu sudah mulai turun. Sekarang yang naik lagi kemiri. Dari kemarin Rp 35.000 per kg, hari ini sudah Rp 40.000,” ujarnya.
Beberapa pekan terakhir, kata Hasse, harga sejumlah komoditas sangat fluktuatif. Ia takut untuk membeli bahan dalam jumlah banyak karena khawatir harga tiba-tiba turun kembali.
Harga sejumlah bahan pokok memang naik drastis beberapa pekan belakangan. Tidak hanya di Kota Kendari, harga juga tidak stabil di kabupaten dan kota lain di wilayah Sulawesi Tenggara.
Muharram, pedagang lain, menyebutkan, meski harga bawang perlahan turun, harga kemiri malah mulai naik sejak hari ini. Kenaikannya cukup tinggi, yaitu dari harga Rp 40.000 menjadi Rp 50.000 per kg.
Gula pasir
”Saya dikasih tahu teman, harga kemiri naik. Kaget juga bisa tiba-tiba naik. Selain kemiri, gula pasir juga naik dari Rp 12.000 per kg saat ini di kisaran Rp 14.000-Rp 15.000 per kg. Ini yang banyak dampaknya pasti karena jelang Lebaran,” tuturnya.
Menurut Muharram, harga sangat tidak stabil pada Ramadhan kali ini. Harga bahan pokok, bumbu, dan barang lain bisa berubah dengan cepat dalam sehari.
Harga bahan pokok dan bumbu dapur yang melonjak tinggi membuat warga heran. Sebab, harga bisa berubah dua kali lipat dari sebelumnya dalam waktu singkat.
”Mana lagi bulan puasa, banyak kebutuhan, harga bumbu sudah mahal sekali. Harusnya pemerintah bantu biar harga tidak begini,” kata Marlina, seorang pembeli.
Harga bahan pokok dan bumbu yang mahal menjadi perhatian pemerintah. Sejak pekan lalu, pasar murah dan bazar telah dilakukan berbagai instansi di sejumlah tempat.
Kami juga sudah cek distributor, semuanya normal. Dugaan kalau ada yang menimbun sejauh ini tidak terbukti karena harga naik di banyak provinsi. Makanya, kami bikin pasar murah seperti sekarang, yang memang rutin di setiap Ramadhan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulawesi Tenggara Siti Saleha mengatakan, pemerintah terus berusaha untuk menekan harga agar tidak membebani masyarakat. Berbagai hal terus dilakukan untuk menjaga kestabilan harga, seperti pasar murah ataupun sidak dan pengecekan harga.
”Kami juga sudah cek distributor, semuanya normal. Dugaan kalau ada yang menimbun sejauh ini tidak terbukti karena harga naik di banyak provinsi. Makanya, kami bikin pasar murah seperti sekarang, yang memang rutin di setiap Ramadhan,” ujar Saleha.
Terkait mulai naiknya harga sejumlah barang, seperti gula pasir dan kemiri, pemerintah akan melakukan pemantauan intensif.