Jelang Lebaran, Pengguna Kapal Cepat Meningkat Dua Kali Lipat
Pada angkutan Lebaran, okupansi kapal cepat dari Palembang-Bangka diperkirakan meningkat hingga dua kali lipat. Bahkan, pada tujuh hari sebelum Lebaran, akan dilakukan penambahan kapal dan frekuensi keberangkatan kapal.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pada angkutan Lebaran, okupansi kapal cepat dari Palembang ke Bangka diperkirakan meningkat hingga dua kali lipat. Bahkan, pada tujuh hari sebelum Lebaran, akan dilakukan penambahan kapal dan frekuensi keberangkatan kapal. Penambahan ini juga disebabkan beralihnya pemudik dari angkutan udara ke angkutan laut karena kenaikan harga tiket pesawat.
Hal ini disampaikan General Manager PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Palembang Agus Hendrianto, Sabtu (25/5/2019) di Palembang. Ia mengatakan, pada hari biasa, jumlah penumpang yang berangkat menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Boom Baru, Palembang, menuju Muntok, Bangka, mencapai 1.500 orang per bulan.
Namun, pada bulan Juni, diperkirakan jumlah penumpang meningkat hingga dua kali lipat, mencapai 3.000 orang per bulan, karena adanya angkutan Lebaran.
Peningkatan jumlah penumpang ini diperkirakan mulai terjadi pada H-7 Lebaran atau pada 29 Mei 2019 sampai tujuh hari setelah Lebaran. ”Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, jumlah frekuensi keberangkatan kapal juga akan ditambah,” katanya.
Pada hari normal, keberangkatan kapal hanya empat kali seminggu. Namun, sejak H-7 Lebaran, frekuensi keberangkatan kapal akan ditambah menjadi satu kali satu hari. Tidak hanya itu, pihak operator juga akan menambah kapal penyeberangan dari yang semula hanya dua unit yang beroperasi menjadi tiga unit khusus untuk masa angkutan Lebaran.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, jumlah frekuensi keberangkatan kapal juga akan ditambah.
Agus memperkirakan, peningkatan jumlah penumpang angkutan penyeberangan ini juga disebabkan oleh tarif pesawat yang naik sehingga banyak penumpang terutama yang ingin pergi ke Bangka berangkat menggunakan kapal penyeberangan. Apalagi, pembelian tiket penyeberangan juga sudah bisa dilakukan secara daring. ”Namun, kami masih melihat situasi di lapangan nanti,” ucapnya.
Untuk mempersiapkan mudik tahun ini, ujar Agus, sejumlah penambahan fasilitas sudah disiapkan mulai dari membenahi ruang tunggu serta menyediakan ruang laktasi dan tempat berdoa. Untuk meningkatkan pengamanan, mulai dari angkutan Lebaran, juga akan diterapkan sistem satu pintu bagi penumpang.
Diprediksi meningkat
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang Mugen Sartoto mengatakan, penambahan jumlah penumpang diprediksi akan terjadi pada lima hari sebelum Lebaran. Ini karena kebanyakan penumpang feri lebih memilih untuk berangkat lebih awal.
Biasanya, kapal berlayar 2 jam satu kali. Namun, jelang Lebaran, waktu keberangkatan diperpendek lagi sehingga lebih banyak pemudik yang terangkut.
Walau diperkirakan mengalami lonjakan penumpang, ujar Mugen, pihaknya akan ketat terhadap kapasitas penumpang. Satu kapal hanya bisa mengangkut 300 orang.
Kalaupun ada kelebihan, hanya bisa menampung 10 persen atau 30 orang lagi. ”Dengan syarat, peralatan keselamatan seperti life jacket harus disesuaikan,” kata Mugen.
Penambahan frekuensi pelayaran juga akan diterapkan di pelabuhan penyeberangan Tanjung Api-Api. ”Biasanya, kapal berlayar 2 jam satu kali. Namun, jelang Lebaran, waktu keberangkatan diperpendek lagi sehingga lebih banyak pemudik yang terangkut,” katanya. Bahkan direncanakan akan ada penambahan kapal.
Selain menyangkut kapasitas, lanjut Mugen, pihaknya juga memperhatikan terkait cuaca, terutama mengenai risiko cuaca buruk. ”Kami selalu memantau laporan dari BMKG. Kalau ada risiko cuaca buruk, tentu keberangkatan kapal akan ditunda,” ucapnya.